Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(Cerpen) Mengapa Banjir Semakin Akrab dengan Kita

10 Oktober 2022   13:55 Diperbarui: 24 Oktober 2022   14:51 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir yang terjadi di Balai Berkuak, Simpang Hulu, Senin (10/10/2022). (Foto dokumen: Sudarno). 

Banjir yang terjadi di Tayap. (Foto Dokumen: Resilia/Nok Afa).
Banjir yang terjadi di Tayap. (Foto Dokumen: Resilia/Nok Afa).

Bila banjir terjadi, tak sedikit yang mencibir bahwa alam tak bersahabat dengan kita? Apakah demikian adanya sesuai fakta?

Apakah kita atau alam yang tersakiti sejak semula?

Alam raya yang diciptakan ini tentunya oleh Sang Pencipta memiliki tujuan mulia bagi kita dan semua makhluk lainnya boleh harmoni adanya.  

Alam atau lingkungan ini tidak mungkin membinasakan atau merugikan sekelilingnya. Mengingat, alam (lingkungan) justru menjaga dan memilihara serta memberi manfaat.

Akan tetapi, lihatlah, resapan air berupa hutan semakin tercerabut, terkikis menjelang habis. Tangan-tangan serakah pun semakin berlomba menggores luka pada alam ini.

Tangan-tangan penolong kalah telak menolong. Tajuk-tajuk penyangga itu kini menanti arti akan refleksi bersama dengan tindakan nyata agar tak lagi terus terdera akibat ulah kita manusia yang cenderung menuai ingkar janji dari kata harmoni dengan alam ini.

Lihatlah, tengoklah, bila banjir tiba siapa yang menerima dampak nyata? Semua terkena dimana wilayah yang dilanda banjir itu. Semua juga terkena repot, bahkan berdampak korban harta benda.

Banjir yang melanda Kec. Sandai, Senin (10/10/2022). (Foto dokumen : Musbandi/Pak Polin).
Banjir yang melanda Kec. Sandai, Senin (10/10/2022). (Foto dokumen : Musbandi/Pak Polin).

Masih menyalahkan alam atau justru kasihan kepada alam? Berharap cerita banjir tak sekedar cerita yang seketika lewat belaka. Ada sebab, maka ada akibat. Alam ini perlu dirawat, memang tak mudah mengembalikan alam yang sudah sekian banyak hilang ini.

Satu kata, RAWAT alam ini. Bila kita bisa merawat alam ini, tentu harmoni itu ada dan kita tak dilanda dan didera banjir yang datang tiba-tiba itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun