Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hutan

6 September 2021   16:29 Diperbarui: 6 September 2021   16:39 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hijau nan rimbun itu julukan abadimu

Tak bisa disangkal engkau (hutan) segalanya bagi yang merasa hadirmu begitu penting

Bertahun-tahun, semua nafas menggantung dan tergantung padamu

Tak sedikit menyebutmu pusaka titipan yang kini kondisinya sedikit genting

Genting karena hadirmu (hutan) yang tak lagi banyak yang peduli, namun tak sedikit yang mengorbankan, menggadaikanmu hingga membuatmu rebah tak berdaya

Rimbunmu berganti gersang bersama benalu-benalu rindu koar kelakar tajukmu memberi peneduh namun gaduh kala rinai rintik turun dengan derasnya

Masih hijaukah dikau kini hutanku?

Bertanya senada tentang fakta di pelupuk mata

Hijau rimbunmu kini tak lagi senada harmoni

Hutanku tak lain pula sebagai nafasku dan nafasmu pula

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun