Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kata tentang Alam Raya

3 September 2021   15:22 Diperbarui: 3 September 2021   15:31 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan yang juga disebut alam raya. (Foto : freepik via Kompas). 

Alam raya, rimba raya itu rumah sekaligus surga bagi semua nafas yang bernaung padanya (semesta dan Sang Pencipta)

Sang Pencipta menciptanya (alam raya) sebagai suara harmoni yang ingin selalu bergembira ria

Hutan alam, rimba raya semestinya semua melihat apa yang terjadi dan tersaji di depan mata

Gema suara alam dan primata bercerita tentang  fakta dan realita mereka

Kata tentang alam raya tidak hanya soal rimbunnya hutan, merdunya suara primata dan burung berkicau akan tetapi tentang bagaimana agar mereka selalu ada hingga selamanya untuk terus ada  

Semua nafas harus senada, seiya sekata karena rona alam raya kini memberi tanda

Tanda akan tindakan nyata bukan selogan belaka

Rimba raya perlu raya agar ia boleh dan bisa memilihara

Alam raya dari pencipta bukan warisan tetapi titipan, ini semua agar ia selaras dan senada dalam suara tentang harmoni yang hakiki bukan sesaat

Alam raya tak ubah pula sebagai penopang bagi yang bersandar dan menerima manfaat darinya

Kita butuh alam, alam sebaliknya tak butuh kita namun semestinya kita punya rasa dan asa agar ia selalu mampu menjadi penopang sejati dengan cara-cara yang kita punya

Tak salah kiranya kata alam raya berarti pula alam lingkungan kita yang sejatinya perlu dijaga, dirawat dan dilestarikan oleh semua siapa saja

Apabila alam raya terjaga dan terpilihara maka ia akan selalu memberi tentang semua apapun itu kepada kita tidak terkecuali nafas hidup yang selalu memberi asa dan penuh harap bagi semua dan sesama pula.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun