Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kita yang Semakin Akrab dengan Ponsel Pintar hingga Lupa Karenanya

23 Juli 2021   16:27 Diperbarui: 23 Juli 2021   17:09 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita yang semakin akrab dengan ponsel pintar hingga lupa karenanya. (Foto : Myella via kompas.com).

Kita yang semakin akrab dengan ponsel pintar hingga lupa karenanya (ponsel pintar/gedjet/dawai). Mungkin kalimat diatas sedikit cocok dengan realita hari ini.

Kita sudah semakin dimanjakan oleh ponsel pintar. Itu realitanya saat ini. Generasi saat ini yang disebut juga milenial memang tidak terlepas dari ponsel pintar untuk banyak hal dalam tatanan kehidupan sehari-hari. Hadirnya ponsel pintar membuat kita atau kebanyakan orang semakin dipermudah dalam banyak hal pula, tetapi di sisi lain, ponsel pintar bisa mempengaruhi tatanan kehidupan kita hingga dampak yang bisa mempengaruhi kita bukan saja dampak baik namun juga ada banyak dampak buruk jika kita tidak siap.  

Beberapa fakta dan realita saat ini terkait kita yang semkin akrab dengan ponsel pintar hingga lupa karenanya antara lain;

Pertama, ponsel pintar jika boleh dikata seolah menjadi raja atau dewa. Lihatlah, tidak jarang ibu atau ayah tanpa ragu memberikan ponsel pintar kepada anak-anak mereka tanpa mempertimbangkan baik buruknya bagi anak-anak mereka. Selain itu, mereka (orang tua) sejatinya menyaring ataupun mengawasi/mendampingi anak-anak mereka ketika menonton sekian banyak isi tontonan yang ada di dawai. Sering kali ibu, ayah dan anak mereka sama-sama asyik dengan ponsel pintar mereka masing-masing.

Kedua, Ada diantara ibu-ibu yang menjadikan ponsel pintar menjadi pengasuh bagi anak-anak. Itu nyata. Tidak kalah sedihnya, karena terbiasa dengan dawai (ponsel pintar) semakin mempengaruhi anak-anak, terlebih anak dibawah umur membuat mereka semakin akrab hingga lupa karena menonton posel pintar yang terkadang lupa waktu. Bahkan, ada anak yang menangis jika tidak diberi ponsel pintar untuk menonton.

Ketiga, Tidak hanya anak-anak tetapi juga remaja sangat akrab dengan ponsel pintar untuk game online. Lupa waktu sering kali terjadi jika bermain game online. Tidak jarang game online bisa mempengaruhi kesehatan, kurang tidur karena ngembun atau sakit maag karena lupa makan atau sakit mata karena terlalu lama menatap layar ponsel pintar.

Memang, hadirnya ponsel pintar sejatinya membuat kita untuk semakin pintar. Termasuk membuat kita semakin leluasa untuk melihat lebih dekat dunia dan belajar serta beroleh ilmu pengetahuan. Akan tetapi, yang sering kali terjadi kita semakin terbuai dan semakin dalam terbawa. Bahkan kita saat ini semakin sering dikontrol oleh ponsel pintar. Ada diantara kita bangun tidur saja dibangunkan oleh alarm ponsel pintar.

Hal lainnya lagi dari hadirnya posel pintar yang semakin akrab dengan kita namun membuat jarak interaksi dan hubungan sosial semakin jauh. Tengok saja di rumah, di warkop atau di mana saja kebanyakan orang semakin asyik saja dengan ponsel pintarnya. Di rumah ayah, ibu, anak sudah semakin jarang ngobrol bersama, bercerita ataupun bersanda gurau. Lagi-lagi karena hadirnya ponsel pintar.

Tidak semuanya salah ponsel pintar, tetapi juka boleh dikata ini tergantung bagaimana mengatur waktu dan tidak larut oleh ponsel pintar. 

Kita jangan sampai diatur oleh ponsel pintar, tetapi kitalah yang sedapat mungkin memilah dan mengatur mana yang baik dan mana yang tidak. Termasuk ketika memberikan ponsel pintar kepada anak-anak apakah sudak boleh atau tidaknya, jika pun boleh jangan sampai ponsel yang menguasai anak. Perlunya pengawasan dari orang tua itu menjadi satu diantaranya yang bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun