Inginku terus tersenyum kepada siapa saja dengan harmoni dan sampai kapan pun. Itu inginku. Aku tahu, tak sedikit mengingatku karena manfaat dan hadirku membuat nafas tak sedikit makhluk di sekitarku. Namun banyak pula yang lupa atau sengaja lupa akan manfaatku.
Harmoniku yang selalu kurasa hidup bersama dengan ragam satwa. Beberapa dari satwa ada yang selalu setia menyemai, menjaga dan merawatku selain juga beberapa orang yang kini mulai tumbuh kepedulian kepadaku karena derai air mataku yang semakin sering kualami.
Luka menganga tubuhku berbalut derai air mata yang semestinya menanti diobati dengan kasih tanpa pamrih oleh siapa saja kini hingga nanti.
Aku (hutan) mencoba sekuat tenaga untuk menaungi sebagian besar penghuni bumi ini. Aku hanya berpesan jika boleh kiranya, masih adakah asa bagi semua agar aku boleh berlanjut.
Menanam, menjaga dan memilihara sejatinya itu tugas mulia sang pemilihara yang tak lain adalah kita semua yang mendiami bumi ini.
Aku hanya ingin terus tersenyum hingga nanti bahkan selamanya untuk semua nafas kehidupan, karena aku tahu, sebagian besar makhluk hidup di muka bumi ini sangat berharap agar aku juga boleh kiranya bertahan dan bisa lestari, berlanjut hingga nanti.
Ketapang, Kalbar 8 Juli 2021
Petrus Kanisius-Yayasan Palung
Â