Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia, Ketika Hujan Inginkan Panas dan Sebaliknya

26 November 2019   16:03 Diperbarui: 26 November 2019   16:27 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi Hujan dan panas. Foto dok : Softeclabs.com

"Hujan dan Panas, Selalu Dinanti Ketika Satu Diantaranya Mendera"

Hujan membawa kesejukan, panas membuat tubuh kepanasan. Akan tetapi, satu dari dua hal ini akan selalu dinanti ketika satu diantaranya mendera. Hujan dan panas pasti memiliki manfaat.

Setiap hujan pasti meciptakan kesejukan, demikian pula ketika panas memberi kehangatan. Semua makhluk perlu keduanya sesungguhnya. Akan tetapi ketika hujan tiba, terkadang manusia ingin panas. Sebalinya pula ketika panas inginkan hujan.

Setiap makhluk memerlukan hujan dan panas dalam keberlanjutan dan bertahan hidup. Hujan selalu membawa kesejukan bagi semua kala ia berlebihan tercurah di bumi. Demikian pula halnya dengan panas yang mendera.

Hujan membawa berkah sekaligus bencana ketika ia berlebihan berbicara dalam bahasanya masing-masing. Hujan bisa menciptakan banjir, panas dapat menyebabkan kekeringan.

Ketika hujan tiba (musim hujan), semua pasti berkeinginan agar panas itu ada/hadir. Kenapa tidak panas?. Itu pertanyaan yang selalu menjelma dan terdengar. Atau sebaliknya ketika panas mendera, semua pasti merindu hujan. Percaya atau tidaknya, itu seringkali terjadi dan terucap kala hujan atau pun panas mendera.

Hujan dan panas memiliki manfaat yang tidak sedikit bagi segenap makhluk hidup. Hujan bisa membuat segenap segala bernyawa bisa bernafas lega ketika kering kerontang menyapa. Kemarau dinanti ketika semua inginkan kehangatan sebagai pengganti penghangat tubuh yang sudah terlanjur membeku.

Terus bagaimana jika dua-duanya terjadi (hujan panas). Menarik untuk dikait-kaitkan. Hehehe....

Kita memang tidak bisa terlepas dari musim hujan dan panas, demikian juga dengan perasaan. Hihihi... terkadang hati dingin dan terkadang juga panas.

Mungkin saja, Sang Pencipta membuat hujan dan panas agar kita lebih tahu tentang rasa tidak sabarnya kita sebagai manusia. Tetapi itulah manusia. Atau juga makhluk lainnya mungkin?

Hutan hujan dan satwa pun demikian, sesungguhnya memerlukan hujan dan panas. Panas terik dan hujan yang sejuk setidaknya memberi warna-warni bagi kehidupan agar semestinya disyukuri.

Mensyukuri anugerah tentang hujan dan panas pun demikian, mungkin. Kurang lebih seperti hidup kita tak ubah seperti kopi. Walau pun pahit tetapi terkadang harus dirasakan. Selalu manis pun bila berlebihan tak bisa dinikmati. Mungkin pula, hujan dan panas demikian adanya.  Bila hujan berlebihan maka akan terjadi banjir dan sebaliknya panas akan membawa kepada kekeringan. Apabila dihubungkan maka hujan dan panas pun dapat sebagai sebab akibat. Bila hujan maka akan banjir yang terkadang banjir bandang juga. Bila panas berlebih maka akan berdampak kepada kekeringan/kering kerontang.

Akan tetapi, setidaknya hujan dan panas mengajarkan kepada kita tentang arti kesabaran dan arti bersyukur.  Mengingat, terkadang manusia begitu sulitnya untuk bersabar dan bersyukur.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun