Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ketika Katak Kecil nan Imut Berjumpa dengan Peneliti di Gunung Palung

21 Februari 2019   12:33 Diperbarui: 21 Februari 2019   14:47 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
paedopyne Amauensis (kodok terkecil) yang habitatnya di Papua Nugini. Foto dok. Sweettandcutee

Katak kecil imut-imut alias mungil (terkecil) ini berhasil berjumpa atau dijumpai dan dokumentasikan oleh Tori Bakley (@toridbake), beberapa pekan lalu di hutan hujan Taman Nasional Gunung Palung.

Tori Baklye adalah seorang peneliti dari Yayasan Palung (GPOCP) saat ia berada di hutan hujan Taman Nasional Gunung Palung mengikuti/meneliti orangutan. Saat mengikuti orangutan, eh malah ketemu katak kecil nan imut-imut tersebut.

Belum tahu pasti, katak apa nama katak yang berhasil dijumpai oleh Tori tersebut. Apakah katak jenis baru atau katak yang dimaksud adalah dari jenis Microhyla nepenthicola. Mengingat, katak terkecil yang pernah ada di Kalimantan, disebut-sebut sebagai katak terkecil yang ada di Kalimantan.

Katak Terkecil di Dunia (Microhyla nepenthicola). Foto dok : Exboobank
Katak Terkecil di Dunia (Microhyla nepenthicola). Foto dok : Exboobank
Adapun Microhyla nepenthicola adalah spesies katak yang ditemukan di Kalimantan. Ini adalah katak terkecil di dunia. Katak jantan dewasa dari spesies ini memiliki panjang 10,6-12,8 mm, sedangkan kecebong (berudu) berukuran hanya 3 mm.

Ini adalah salah satu dari 30 spesies dalam genus Microhyla. Atau masuk dalam kelompok Microhyla orientalis yang berkerabat dekat dengan M. borneensis.

Atau juga masuk dalam Jenis Paedopyne amauensis (kodok terkecil) yang habitatnya di Papua Nugini. Tetapi apa mungkin jika ada jenis ini ada juga terdapat di Kalimantan. Masih belum berani memastikan jenis apa katak ini, apakah juga masuk dalam dafar jenis katak yang baru. Mungkin teman-teman pernah berjumpa dengan katak jenis ini atau ada yang mengetahui namanya?

paedopyne Amauensis (kodok terkecil) yang habitatnya di Papua Nugini. Foto dok. Sweettandcutee
paedopyne Amauensis (kodok terkecil) yang habitatnya di Papua Nugini. Foto dok. Sweettandcutee
Akan tetapi yang pasti, katak yang berhasil dijumpai tersebut setidaknya menjadi kekayaan hayati yang tak terpisahkan yang boleh menjadi megabiodiversity dan perpustakaan alam yang tak tergantikan.

Keanekaragaman hayati dan kelengkapan megabiodiversity yang ada di Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) berupa flora dan fauna (tumbuhan dan satwa) menjadi sumber ilmu pengetahuan.

Bicara tentang katak, ada katak terkecil yang ada di Borneo yaitu katak pelangi. Katak ini pelangi mengacu pada wana yang warna pelangi. Bahkan di tahun 2010 katak pelangi pernah ditetapkan sebagai Top 10 Most Wanted Lost Frogs (Sepuluh Katak Langka Paling Dicari) oleh SSC IUCN global Spesialis Amfibi dan Conservation International. Maklum, sebelumnya katak pelangi sekali terlihat pada tahun 1924. Hingga pada Juli 2011 ketika para peneliti menemukan tiga ekor katak pelangi di pulau Kalimantan.

Jenis Katak yang ini adalah Katak Pelangi. Foto dok. Alamendah
Jenis Katak yang ini adalah Katak Pelangi. Foto dok. Alamendah
Katak Pelangi Kalimantan kadang disebut juga sebagai Katak Sungai Sambas. Katak yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sambas Stream Toad yang mempunyai nama ilmiah Ansonia latidisca. (sumber; Alamendah).

Semakin banyak keanekaraman hayati yang ada ini selain menjadi kekayaan juga menjadi kebanggaan kita masyarakat Indonesia yang tak hanya kaya ragam suku dan bahasa, tetapi juga kaya akan keaneragaman hayati nan indah dan unik.

Keanekaraman yang indah dan unik inilah termasuk kekayaan yang sesungguhnya tak boleh hilang ditelan jaman, tentunya menjadi tugas bersama untuk menjaga serta melestarikannya.

Selain itu pula, keanekaragaman hayati yang ada di bumi Nusantara ini menjadi sumber ilmu pengetahuan dan dasar kuat alasan kita untuk terus melindunginya dari berbagai ancaman-ancaman yang ada. Mengingat, satu kesatuan makhluk hidup tak boleh putus dan harus seimbang satu dengan yang lainnya.

Berharap semakin banyak flora dan fauna yang berhasil dijumpai, diidentifikasi menjadi sumber kuat bagi kita untuk terus menggelorakan betapa pentingnya peduli bumi berserta segala isinya bagi keberlanjutan semua nafas semua makhluk. Apabila tidak, flora dan fauna tinggal cerita saja.

Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun