Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

‪#‎RainforestLive: Mengenal Langsung Aktivitas di Hutan Hujan

3 Juni 2016   11:43 Diperbarui: 3 Juni 2016   15:16 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak cara yang digunakan untuk memperkenalkan masyarakat kepada lingkungan melalui berbagai pihak, seperti dari pemerintah dan pihak swasta melalui lembaga-lembaga, seperti lembaga sosial, kemasyarakatan dan konservasi. Apa yang bisa kita lakukan dan bagaimana kita menyikapinya?

Tanggal 3 Juni diperingati sebagai Rainforest Live. Yayasan Palung (Gunung Palung Orangutan Project) sebagai lembaga konservasi, bersama 10 lembaga lainnya, yakni Zoological Society of London, Orangutan Foundation UK, Crees Foundation, Sumatran Orangutan Society, TEAM Network, Tamandua Expeditions, Orangutan Outreach, Swara Owa, Project Anoulak, Orangutan Tropical Peatland Project. Sebelas lembaga atau orangisasi yang tergabung melakukan kampanye untuk mengingatkan kita betapa pentingnya hutan hujan bagi tatanan kehidupan.

Tujuan utama dari kegiatan tersebut tidak lain bagi lingkungan, satwa, dan masyarakat dengan berbagai aktivitas atau kegiatan di banyak wilayah di dunia. Kampanye penyadartahuan melalui media sosial merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan hutan hujan beserta satwa dan masyarakat secara langsung.

Berbagai aktivitas dilakukan dari tahun ke tahun, seolah tidak pernah berhenti untuk terlibat langsung di hutan. Adapun berbagai aktivitas yang dilakukan, seperti penelitian, penyelamatan satwa  lebih orangutan dan keterlibatan langsung di masyarakat menjadi satu-kesatuan yang tidak terpisahkan saat ini. Salah satu cara dilakukan melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berkelanjutan dan tidak merusak hutan.

Berikut beberapa foto kegiatan Yayasan Palung yang dilakukan di hutan hujan secara langsung:

dokpri
dokpri
Yayaasan Palung sebagai lembaga konservasi yang memiliki visi untuk menyelamatkan orangutan di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung, memiliki kegiatan yang berhadapan langsung dengan hutan, satwa, dan masyarakat di sekitarnya. Beberapa kegiatan seperti pendidikan lingkungan dan kampanye, penyadartahuan tentang satwa dilindungi, pendampingan masyarakat serta penelitian menjadi cara untuk melindungi hutan beserta isinya. Hari ini, (3/6/ 2016), sebelas lembaga melakukan kampanye secara langsung di media sosial tentang berbagai aktivitas yang dilakukan selama ini. Dalam melakukan kampanye dengan menyertakan #RainforestLive.

dokpri
dokpri
yayasan-palung-bersama-sispala-repatones-sma-pl-st-yohanes-menuju-camp-lubuk-baji-untuk-belajar-langsung-di-hutan-jpg-5751298e9597739a078c882b.jpg
yayasan-palung-bersama-sispala-repatones-sma-pl-st-yohanes-menuju-camp-lubuk-baji-untuk-belajar-langsung-di-hutan-jpg-5751298e9597739a078c882b.jpg
fieldtrip-smp-3-mhu-persentasi-dari-hasil-pengamatan-dan-identifikasi-dasar-taksonomi-tumbuhan-fieldtrip-jpg-57512ac32b7a61ae0664ed81.jpg
fieldtrip-smp-3-mhu-persentasi-dari-hasil-pengamatan-dan-identifikasi-dasar-taksonomi-tumbuhan-fieldtrip-jpg-57512ac32b7a61ae0664ed81.jpg
Bagaimana menyikapi dengan adanya (keberadaan hutan hujan) dan tindakan nyata secara langsung? 

Mengingat wilayah hutan hujan (hutan tropis) yang berada di wilayah Kalimantan, lebih khusus di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara di Kalimantan Barat, seperti diketahui, di wilayah Kalimantan, dengan adanya hutan setidaknya terdapat sekitar 220 jenis mamalia, 420 jenis burung, 100 jenis hewan melata, dan 400 jenis ikan (Sumber data dari; Borneo wildlife). Dengan demikian, keberadaan keanekaraman hayati yang berada di wilayah tersebut sudah selayaknya untuk menjadi perhatian oleh semua pihak. Sama halnya dengan manusia perlu untuk kehidupan secara berlanjut.

dokpri
dokpri
Berdasarkan hasil penelitian di Stasiun Riset Cabang Panti, orangutan mengonsumsi lebih dari 300 jenis tumbuhan yang terdiri dari: 60% terdiri dari buah, 20% bunga, 10% daun muda dan kulit kayu serta 10% serangga (seperti rayap). Tumbuhan dominan yang dikonsumsi buahnya oleh orangutan adalah dari family Sapindaceae/sapindales (rambutan, kedondong, matoa dan langsat), Lauraceae (alpukat dan medang), Fagaceae (petai dan kacang kedelai atau termasuk jenis kacang-kacangan), Myrtaceae/myrtales (jenis jambu-jambuan), Moraceae (ficus/kayu ara) dll. Buah-buahan hutan tersebut setidaknya itulah yang paling digemari oleh burung enggang dan orangutan beserta satwa lainnya seperti kelempiau dan kelasi. Ketersediaan buah-buah hutan yang masih dapat dijumpai di Kalimantan, lebih khusus di Lubuk baji dan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) sedikit banyak sebagai penanda hutan di wilayah tersebut dapat dikatakan masih baik ini sebagai anugerah yang terindah bagi ragam satwa.

dokpri
dokpri
Seperti diketahui pula luasan tutupan hutan dari tahun ke tahun semakin berkurang. Misalnya pada tahun 2000-an, wilayah Kalimantan Barat ditutupi hutan seluas 7 juta hektar. Tahun 2011 luas hutan itu menyusut hingga tinggal 6,2 juta hektar. Penyempitan luas hutan itu terjadi karena hilangnya lahan akibat kebakaran, penebangan liar, dan pembukaan perkebunan sawit dan pertambangan, (Data dari Provinsi Kalbar).

Berbagai ancaman, tantangan, kejadian yang terjadi pada hutan hujan dan segala isinya termasuk manusia sebagai penerima dampak langsung. Berbagai fakta terjadi seperti kerusakan lingkungan, seperti kebakaran, illegal logging, alih fungsi dan pembukaan lahan berskala besar yang berdampak pada hilangnya habitat bagi tidak sedikit satwa. Hal tersebut juga sangat berdampak langsung pada manusia dalam kehidupan sehari-hari dengan beragam bencana akibat ulah tangan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun