Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengintip Aktivitas Si Penyemai, Pemelihara, dan Penjaga yang Tersisa dari Desa Laman Satong

26 Mei 2016   14:27 Diperbarui: 26 Mei 2016   18:13 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semaian aneka ragam bibit seperti gaharu dan buah-buahan, Foto dok. Pribadi.

Hutan, manusia dan satwa sejatinya merupakan satu kesatuan. Menurut Yohanes Terang, hutan sebagai sumber kehidupan bagian semua makhluk hidup. Demikian juga, bumi sebagai sumber hidup bagi makhluk yang mendiaminya. Lebih lanjut, ia berujar, dari hasil buah-buahan di hutan miliknya menjadikan kakek dari 4 orang cucunya itu merasa alam dan lingkungan sebagai sumber kehidupan.

Cikal bakal hadirnya Hutan Desa Manjau juga tidak luput dari andilnya. Setidaknya, ada hutan desa 10.70 ha di sana dan beliau menjadi salah seorang yang memiliki keikhlasan untuk menyemai, memilihara, dan menjaga bumi untuk terus berlanjut melalui karya-karyanya.

Pak Yohanes memotong (meruas) kayu untuk kayu api di kebun karet miliknya.
Pak Yohanes memotong (meruas) kayu untuk kayu api di kebun karet miliknya.
img-21052016-145422-5746a4746f7e61aa10736fb5.jpg
img-21052016-145422-5746a4746f7e61aa10736fb5.jpg
 Berikut beberapa renungan dan puisi Yohanes Terang yang sedikit banyak memiliki arti dan makna dalam tentang alam, karya dan kepedulian sosialnya :

Alam Menangis

Aku tercipta sangat sempurna tidak ada kepalsuan, semua sepuhan sejati.

Aku gagah, megah, indah tak ada yang menandingi.

Aku segalanya bagi semua yang tercipta tanpa kecuali.

Aku merasa kini telah berubah, uzur dan lemah hampir terasa hampir mati.

Kini, tubuhku telah lemah lunglai tak berdaya dari hari kehari.

Batinku menjerit, mataku tertusuk pisau berbisa hingga air mata tangis berhenti.

Zonaku telah rapuh tertikam orang-orang yang tak punya hati dan tak tahu diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun