Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apa yang Menarik dari Hutan Gunung Palung? Ini Dia Alasannya

11 Maret 2016   13:54 Diperbarui: 11 Maret 2016   20:11 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tumbuhan Epiphytes (Epipit) di Taman Nasional Gunung Palung. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung"]

[/caption]Keberadaan hutan yang tersedia atau tersisa setidaknya menjadi satu satu kesatuan yang penting pula bagi beragam keanekaragaman hayati (semua makhluk hidup) terkait nafas hidup. Di hutan tropis di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) ada hutan yang dapat dikatakan istimewa. Mengapa dan apa istimewa hutan di TNGP, ini alasannya.

Menurut data penelitian (GPOCP / YP dan BTNGP), mengatakan setidaknya saat ini di TNGP ada delapan tipe ekosistem hutan,  yang sebelumnya hanya terdapat tujuh tipe ekosistem hutan. Ke tujuh ekosistem tersebut adalah Hutan Rawa gambut di ketinggian 5-10 mdpl, Hutan Rawa Air Tawar di ketinggian 5-10 mdpl, Hutan Tanah Alluvial di ketinggian 5-50 mdpl, Hutan Batu Berpasir Dataran Rendah di ketinggian 20-200 mdpl, Hutan Granit Dataran Rendah di ketinggian 200-400 mdpl, Hutan Granit Dataran Tinggi di ketinggian 350 - 800 mdpl dan Hutan Pegunungan di ketinggian 750-1.100 mdpl (Marshall, Andrew J, 2008), kini bertambah dengan adanya ditemukan Hutan Kerangas yang paling sedikit luasannya yaitu 7,6 ha dari total luas Cabang Panti. Delapan tipe ekosistem hutan tersebut berada di lokasi penelitian sekitar 2100 hektar yang mencakup delapan tipe ekosistem yang dibedakan oleh elevasi, tanah dan drainase. Delapan tipe ekosistem hutan itulah yang menjadi istimewanya hutan di TNGP.

[caption caption="Anak Orangutan sedang memakan buah di gunung palung. Photo Kim Nouwen,GPOP/Yayasan Palung"]

[/caption]Keberadaan berbagai satwa endemik seperti orangutan menjadi salah satu keistimewaan lainnya yang juga tidak bisa disangkal. Selain juga, ada terdapat satwa lainnya seperti kelempiau dan kelasi. Trenggiling, binturong, beruang madu, enggang, macan dahan, ayam hutan dan beberapa satwa lainnya.  Tentunya juga, keberadaan dari beberapa satwa ini karena didukung dengan adanya ketersediaan tipe-tipe hutan seperti yang disebutkan diatas. Beberapa jenis kayu-kayuan seperti meranti, tengkawang, ramin dan kayu besi bersama beberapa jenis anggrek,  menjadi penambah cantiknya hutan. Hal ini ditandai dengan adanya ketersediaan dan keberadaan ragam jenis tumbuhanan dan buah-buah hutan seperti buah asam Kalimantan, rambutan hutan, durian hutan, cempedak hutan, buah Ficus sp (kayu ara), buah pelanjau dan buah kapul setidaknya itulah yang tersedia di beberapa wilayah Kalimantan.

 Selain itu,   beberapa buah-buahan hutan tersebut diantaranya seperti Dillenia borneensis (Simpur Laki), Connarus sp (Belungai), Baccaurea dulcis (rambai hutan), Artocarpus elasticus (terap), Aporosa nitida (Belian air), merupakan makanan kesukaan orangutan dan Dysoxylum cyrtobotryum (Lantupak), merupakan makanan kesukaan orangutan dan burung enggang. Ada juga buah pala hutan dan buah tengkawang yang sangat disukai oleh burung enggang.

Hasil dari penelitian di Stasiun Riset Cabang Panti, TNGP menyebutkan setidaknya, orangutan mengkonsumsi lebih dari 300 jenis tumbuhan yang terdiri dari: 60% terdiri dari buah, 20% bunga, 10% daun muda dan kulit kayu serta 10% serangga (seperti rayap). Tumbuhan dominan yang dikonsumsi buahnya oleh orangutan adalah dari family Sapindaceae/sapindales (rambutan, kedondong, matoa dan langsat), Lauraceae (alpukat dan medang), Fagaceae (petai dan kacang kedelai atau termasuk jenis kacang-kacangan), Myrtaceae/myrtales (jenis jambu-jambuan), Moraceae (ficus/kayu ara) dan lain-lainnya. Kesemua buah-buahan hutan tersebut, setidaknya itulah yang paling digemari oleh burung enggang dan orangutan beserta satwa lainnya seperti kelempiau dan kelasi serta beberapa satwa lainnya yang mendiami hutan di Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP).

[caption caption="Buah-buahan termasuk sumber makanan utama orangutan. foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung"]

[/caption][caption caption="Enggang Gading di Gunung Palung. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung"]

[/caption]Untuk menjangkau Taman Nasional Gunung Palung, dapat ditempuh atau diperlukan waktu kurang lebih 7-8 jam, perjalanan dengan berjalan kaki dari Dusun Tanjung Gunung, Desa Sejahtera, Kabupaten Kayong Utara (KKU). Sedangkan jika menggunakan sampan bermesin bisa ditempuh dengan waktu 6-8 jam, melalui Sungai Bayas di Desa Sedahan, KKU dan bisa juga melalui Dusun Semanjak, Desa Benawai Agung (KKU).

[caption caption="Camp Cabang Panti, di TNGP sebagai tempat (rumah) bagi para peneliti yang melakukan penelitian. Foto dok. Mariamah Achmad, Yayasan Palung"]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun