Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menilik Jejak Ancaman Populasi Rangkong (Enggang) di Tanah Kayong

10 Februari 2016   14:04 Diperbarui: 10 Februari 2016   14:40 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ancaman Habitat dan populasi Rangkong (burung enggang) data dok. Yayasan Palung."][/caption]Hingga saat ini, ancaman terhadap populasi terhadap Rangkong (burung enggang) masih terjadi di Tanah Kayong. Burung endemik dan terancam punah tersebut keberadaan populasi dan habitatnya hari demi hari semakin berkurang.

Semakin berkurangnya populasi dan habitat hidupnya di sebabkan oleh beberapa aktivitas manusia. Seperti diketahui, posisi burung enggang, burung tinggang, burung ruik ataupun tajak demikian orang menyebutnya. Sejatinya enggang memiliki posisi yang sangat strategis untuk menjaga keberlansungan ekosistem hutan, salah satunya karena sifatnya yang selalu tinggal di kanopi pohonan dan terbang dari tempat satu ketempat lain, memiliki kemampuan menyebarkan benih melalui biji-bijian yang mereka makan, biji-bijian tersebut sebagai salah satu cikal bakal adanya tumbuh pepohonanan tertentu dengan baik, misalnya seperti kayu ara (Ficus).

Di Indonesia, setidaknya terdapat 13 jenis rangkong dan rangkong gading masuk dalam salah satu burung yang terancam punah. Hal ini dikarenakan habitat semakin berkurang serta yang lebih tragis adalah perburuan rangkong untuk di perdagangan paruhnya.

Enggang Gading di Gunung Palung. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung

Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 4-6 Februari 2016, Yayasan Palung mengikuti Simposium Rangkong Indonesia dilaksanakan di Yogjakarta. Simposium ini dimaksudkan bertujuan untuk memulai aksi konservasi rangkong di Indonesia melalui pertukaraan informasi para pihak strategis dalam upaya konservasi rangkong di Indonesia.

Selanjutnya, diharapkan dapat menghasilkan rencana aksi strategis konservasi rangkong yang didukung oleh para pihak di Indonesia. Terdapat 20 (dua Puluh Judul) makalah yang disampaikan dalam simposium tersebut. Pada kesempatan tersebut juga, Yayasan Palung ikut ambil bagian dalam penyampaian makalah dengan judul “Menilik Jejak Ancaman Populasi Rangkong di Tanah Kayong (Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara)”. Dalam materi yang disampaikan memuat hasil monitoring perburuan, pemeliharaan serta perdagangan rangkong gading, Jalur perdagangan rangkong ke luar Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara serta kegiatan-kegiatan apa saja yang telah dilakukan Yayasan Palung dalam mendukung konservasi satwa salah satu rangkong gading. Pada kesempatan tersebut, dari Yayasan Palung yang menyampaikan materi adalah Edi Rahman, dari Program Perlindungan Satwa dan Hukum (PPS Hukum), Yayasan Palung. Dan dari Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) yang ikut persentasi adalah Endro Setiawan, menyampaikan materi tentang; Upaya Konservasi Rangkong di Taman Nasional Gunung Palung.

Jalur atau area perdagangan gelap burung enggang. data dok. Yayasan Palung

Alur, Modus perburuan burung enggang. data dok. Yayasan Palung

Dalam tiga tahun terakhir ini perburuan rangkong gading cukup marak akhirnya menjadikan pertimbangan IUCN di penghujung tahun 2015 untuk merevisi statusnya, dari Near Threatened (NT) melompat jadi Critical Endangered (CR), satu langkah lagi menuju kepunahan, jika tanpa aksi konservasi yang nyata dari berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun