Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Inilah Ragam Buah Hutan yang Paling Disukai oleh Enggang, Orangutan dan Satwa Lainnya di Hutan Kalimantan

18 Desember 2015   12:27 Diperbarui: 18 Desember 2015   15:44 1535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ragam buah-buahan hutan yang menjadi kesukaan orangutan dan burung enggang. Foto dok. Yayasan Palung

Ragam jenis tumbuhan berpadu menjadi satu dengan ragam buah-buahan hutan di hutan tropis Kalimantan, lebih tepatnya di Lubuk Baji (Zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Palung). Ragam Tumbuhan dan buah-buahan hutan inilah menjadikan sumber makanan yang paling disukai oleh penghuni hutan itu.

Keberadaan dan ketersediaan buah-buahan hutan menjadi salah satu tanda, hutan yang dimaksud masih baik adanya dan keberadaannya. Jika musim buah tiba walaupun tidak musim buah raya, keberadaan buah-buah hutan tersebut sebagai pelengkap dan pendukung keberlanjutan nafas hidup yang baik bagi satwa di wilayah itu (Lubuk Baji).

Buah asam kalimantan, rambutan hutan, durian hutan, cempedak hutan, buah Ficus sp (kayu ara), buah pelanjau dan buah kapul setidaknya itulah yang tersedia di beberapa wilayah Kalimantan. Selain itu,   beberapa buah-buahan hutan tersebut diantaranya seperti Dillenia borneensis (Simpur Laki), Connarus sp (Belungai), Baccaurea dulcis (rambai hutan), Artocarpus elasticus (terap), Aporosa nitida (Belian air), merupakan makanan kesukaan orangutan dan Dysoxylum cyrtobotryum (Lantupak), merupakan makanan kesukaan orangutan dan burung enggang. Ada juga buah pala hutan dan buah tengkawang yang sangat disukai oleh burung enggang.

Baccaurea dulcis (rambai hutan). foto dok. Yayasan Palung

Aporosa nitida (Belian air) foto dok. Yayasan Palung

Artocarpus elasticus (terap). foto dok. Yayasan Palung

Connarus sp (Belungai). foto dok. Yayasan Palung

Dillenia borneensis (Simpur Laki). foto dok. Yayasan Palung

Dysoxylum cyrtobotryum (Lantupak). foto dok. Yayasan Palung

Berdasarkan hasil penelitian di Stasiun Riset Cabang Panti, orangutan mengkonsumsi lebih dari 300 jenis tumbuhan yang terdiri dari: 60% terdiri dari buah, 20% bunga, 10% daun muda dan kulit kayu serta 10% serangga (seperti rayap). Tumbuhan dominan yang dikonsumsi buahnya oleh orangutan adalah dari family Sapindaceae/sapindales (rambutan, kedondong, matoa dan langsat), Lauraceae (alpukat, dan medang), Fagaceae (petai dan kacang kedelai atau termasuk jenis kacang-kacangan), Myrtaceae/myrtales (jenis jambu-jambuan), Moraceae (ficus/kayu ara) dll. Kesemua buah-buahan hutan tersebut, setidaknya itulah yang paling digemari oleh burung enggang dan orangutan beserta satwa lainnya seperti kelempiau dan kelasi.

Ketersediaan buah-buah hutan yang masih dapat dijumpai di Kalimantan, lebih khusus di Lubuk baji dan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) sedikit banyak sebagai penanda hutan di wilayah tersebut dapat dikatakan masih baik ini sebagai anugerah yang terindah bagi ragam satwa. Mengingat, ragam satwa dan jenis burung masih betah, mudah dan nyaaman untuk memperoleh makanan mereka di habitat hidup mereka.

Orangutan sedang memakan buah hutan (liana Willubeigha) di Gunung Palung. foto dok. Yayasan Palung dan Tim Laman

Mengapa buah-buahan hutan begitu penting bagi satwa?. Salah satu jawabannya adalah buah-buahan banyak mengandung nutrisi seperti lemak, protein dan karbohidrat yang fungsinya untuk energi daya jelajah dan untuk meningkatkan hormon bagi perkembangbiakan mereka (orangutan dan beberapa satwa lainnya). Rutinitas memakan buah-buah hutan seperti yang dilakukan oleh satwa/primata ibarat seperti bermain bergelantungan dari pohon satu ke pohon lainnya. Demikian juga enggang, kepak sayap dan teriakan suara khas yang menjadi tanda sorak sorai mereka saat memakan buah-buahan seperti buah kayu ara.

Enggang Gading di Gunung Palung. Foto dok. Tim Laman dan Yayasan Palung

Ragam tumbuh-tumbuhan seperti anggrek hutan menjadi pelengkap keindahan alam ketika tumbuh mekar berpadu menjadi satu dengan tumbuh-tumbuhan yang berbuah.

Untuk mencapai wilayah Lubuk Baji, diperlukan waktu untuk sampai kurang lebih 1,5- 2 jam perjalanan dari Dusun Begasing, Desa Sedahan Jaya, Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalbar. Di Lubuk Baji, Pesona Alam lainnya dapat dijumpai seperti Air terjun dan pemandangan dari Batu Bulan begitu memnjakan mata untuk melihat sebagian KKU dari jarak ketinggian 800 meter  dari permukaan laut. Di Lubuk Baji, kerap kali dijadikan tempat untuk fieldtrip dan belajar secara langsung di alam oleh banyak pihak seperti sekolah dan pengunjung wisata dari dalam dan luar negeri.

Siswa/i Sispla Repatones, SMA PL. St. Yohanes, Ketapang sedang belajar taksonomi tumbuhan. Foto dok. Yayasan Palung

Pengamatan satwa, siswa/i Sispla Repatones, SMA PL. St. Yohanes, Ketapang saat fieldtrip di Lubuk Baji. Foto dok. Yayasan Palung

Ketersediaan buah-buahan hutan yang masih ada dan masih tersisa ini setidaknya menjadi tanda nyata tumbuh-tumbuhan, buah-buahan hutan dan satwa masih bisa hidup saling berdampingan, bisa terus ada hingga nanti dan lestari. semoga saja...

By : Petrus Kanisius- Yayasam Palung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun