Mohon tunggu...
Pirman Bahagia
Pirman Bahagia Mohon Tunggu... -

Pembaca, Penulis, Pedagang,

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dari Desa untuk Kesejahteraan Bangsa

1 Desember 2014   00:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:25 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14173434621538916429

Sejak resmi berdirinya negeri ini 69 tahun lalu, sudah banyak konsep pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai pengampu resmi kekuasaan yang menaungi ratusan juta rakyatnya. Dalam kurun waktu yang panjang itu, kita seperti kehilangan tujuan. Sebab, konsep yang dibangun atas nama pembangunan, senyatanya berbeda antra rencana dengan hasilnya. Kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan utamanya belum tercapai.

Bukan, sama sekali bukan karena tiadanya orang pandai di negeri ini. Bukan pula karena tidak adanya keinginan yang kuat oleh pengampu kekuasaan yang silih berganti dalam kurun waktu tertentu. Hal ini disebabkan karena belum bertemunya antara konsep yang tepat dengan orang yang benar-benar mengetahui konsep tersebut dan berani mewakafkan waktu yang dimilikinya untuk mewujudkan apa yang menjadi idealisme dalam dirinya bagi kesejahteraan bangsa.

Sebagaimana diketahui, pembangunan menggambarkan adanya perilaku atau tindakan pemerintah dengan segenap unit dan bagiannya, menjalankan tugas pemerintahan, tugas pembangunan, dan tugas pelayanan kepada masyarakat secara berdaya guna dan dapat membawa hasil. (halaman 1)

Selain itu, membangun juga dimaknai sebagai upaya peningkatan kemanfaatan kualitas sumber daya pembangunan, baik menyangkut sumber daya alam maupun sumber daya manusia. (Halaman 2).

Sampul Buku Revolusi dari Desa @dodimawardi.wordpress.com
Dengan demikian, konsep pembangunan utamanya tertuju pada dua aspek besar tersebut. Mensejahterakan manusia dengan memanfaatkan sumber daya alam yang jumlahnya amat melimpah di negeri ini.

Sayangnya, meski dua sumber daya tersebut dimiliki secara melimpah dengan kualitas terbaik di negeri ini, tujuan utama dari pembangunan itu masih jauh panggag dari api. Amat berbeda antara niat, realiasasi dan pencapaian tujuannya.

Oleh karena hal itulah, buku ini hadir ke tengah pembaca sekalian. Ditulis oleh Dr. Yansen, TP., M.Si., seorang praktisi pemerintahan yang telah mengabdikan dirinya selama dua puluh enam tahun sebagai Camat, Sekretaris Daerah dan kemudian berhasil mengantarkannya menjadi Bupati Malinau Kalimantan Utara hingga 2016 mendatang.

Sosok yang lulus program Doktoral dari Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan, penyebab kegagalan pembangunan ini karena, “Model dan strategi yang dijalankan pemerintah tidak mampu menyentuh aspek dasar. Hal tersebut juga tidak mampu mengakomodasi berbagai kekuatan yang ada di masyarakat.”

Beliau secara nyata telah bekerja dan membagikan apa yang telah dipraktikkannya sejak menjabat sebagai Bupati Malinau 2011 lalu. Melalui gerakan yang disebut dengan GERDEMA (Gerakan Desa Membangun) ciptaannya, beliau membeberkan secara detail apa yang menjad mimpi dan diwujudkannya dalam langkah-langkah penuh makna.

Bisa jadi ini salah satu tradisi baru dalam sejarah kepemimpinan negeri ini, dimana pemimpin secara aktif menceritakan program unggulan yang benar-benar dibuatnya, bukan mengekor atau sekedar pencitraan. Sebab memang, para pencipta yang mengetahui secara saksama apa yang dibuatnya setelah melalui proses yang panjang-berupa perencanaan, penelitan, perumusan masalah, aksi di lapangan, evaluasi dan diakhiri dengan umpan balik evaluasi-akan lebih memahami di banding mereka yang hanya mengikut tanpa mengetahui apa maksud dan tujuannya.

Program yang dicanangkan dan dibahas tuntas dalam buku ini merupakan salah satu terobosan baru di dunia pemerintahan. Karenanya, pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri memberikan penghargaan kategori Innovative Government Award kepada Kabupaten Malinau pada tahun 2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun