Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melukis Air Mata Duka

24 Maret 2016   14:57 Diperbarui: 24 Maret 2016   15:43 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://cyberangjalan.blogspot.co.id/2011/09/air-mata-dalam-sajak.html"][/caption]by: Adi Pujakesuma

Lupa,
Sejenis amnesia tiba-tiba menyerang
Setiap deritan pintu seakan mengajak kita berlalu
Perihal kematian kualitas lingkungan kitalah anak manusia

Lupa,
Termenung tak berhati
Kemarahan alam tak melihat

Melahap,
Juga lahan yang menjaga kita binasa
Kacau balau sebagai bencana lirih menjelma
Melukiskan air mata duka pada arca bianglala

Lupa,
Pembangunan melahirkan bencana
Kegetiran ranting dahan ajal menjelang

Makassar, 24 Maret 2016

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun