Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cassidy Megan Pendiri Purple Day, “Malaikat Tanpa Sayap Berhati Mulia”

15 Maret 2016   13:19 Diperbarui: 16 Maret 2016   07:40 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Cassidy Megan - www.epilepsyact.org.au"][/caption]Purple Day didirikan tahun 2008 oleh seorang anak pada waktu itu berusia 9 tahun, Cassidy Megan dari Nova Scotia, Canada, dengan bantuan Asosiasi Epilepsi Nova Scotia (EANS). Cassidy memilih warna ungu bunga Lavender sebagai warna internasional untuk epilepsi. Bunga Lavender juga sering diasosiasikan sebagai lambang kesendirian dan kesepian yang mana perasaan itulah yang sering menghinggapi para penyandang epilepsi. Tujuan Cassidy untuk orang-orang yang menyandang epilepsi dimana pun berada mengetahui bahwa mereka tidak sendiri.

Bagi warga negara indonesia mungkin acara seperti ini sangat tidak lazim, bahkan ada sebagian kecil "mencibir" tanpa berpengaruh banyak terhadap kesembuhan ODE. Setidaknya dengan adanya Purple Day menggugah sebuah gerakan internasional untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia terhadap epilepsi yang diperingati setiap tanggal 26 Maret ini. Sesuai namanya, seluruh masyarakat diajak mengenakan pakaian berwarna ungu.

Manusia merasa hidup normal jangan berpangku tangan atau bahkan mengucilkannya ketika suatu saat mendapati saudara/saudari kita, suami-istri kita, anak cucu tetangga yang tertimpa musibah epilepsi. Epilepsi menyerang lebih dari 50 juta orang di dunia dan 1,8 juta orang di Indonesia, dan kira-kira 1 dari 100 orang terserang epilepsi, melebihi jumlah semua penderita multiplesclerosis, cerebral palsy, muscular dystrophy and Parkinson's bila digabung secara bersama-sama. Warna ungu diambil sebagai refleksi dari bunga lavender yang menjadi lambang internasional untuk epilepsi. Selain itu, lavender juga simbol kesendirian yang mewakili para penderita terdiskriminasi gara-gara epilepsi.

Peringatan world purple day (WPD) sekiranya bukan hanya sebatas retorika. Harapan terbesar adalah diterbitkannya regulasi tentang epilepsi tentu akan melegalkan keberadaan kaum “minoritas” epilpesi, sekaligus menghimbau pemerintah memberi dukungan penuh kepada penderita dengan menghapus “stigma negatif” yang beredar selama ini. Baik orang tua dan guru jangan sampai ikut-ikutan memberlakukan tindakan tidak manusiawi kepada anak maupun orang dewasa yang hidup dengan epilepsi.

Epilepsi mempengaruhi sekitar 1% dari populasi dunia, sehingga banyak pula figur publik dan orang terkenal yang menderita epilepsi. Namun pada zaman dahulu tidak ada peralatan canggih yang dapat mengkonfirmasi keberadaan epilepsi. Figur populer yang menderita Epilepsi.

Pemimpin besar:

a. Pemimpin besar kerajaan Romawi Julius Caesar kemungkinan menderita epilepsi. Disebutkan bahwa ada 4 dokumen yang menyebutkan bahwa Julius Caesar mendapat serangan kompleks parsial, dan mungkin telah mendapat serangan sejak kecil. Namun, mungkin juga yagn dideritanya adalah rendah gula darah atau malaria.

b. Alexander the Great, yang hidup di abad 3 sebelum masehi, telah menguasai tanah yang luas. Dia diduga menderita epilepsi.

c. Pemimpin besar Rusia modern Czar menderita infeksi otak pada usia 21 dan sejak itu mengalami epilepsi. Terkadang tubuh bagian kirinya bergetar, dan terkadang dia kehilangan kesadaran.

d. Raja Inggris King Charles II yang hidup di abad 17 menderita epilepsi.

e. Napoleon Bonaparte diduga mengalami simptom epilepsi akibat masalah ginjal dan stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun