Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Loyalitas Tanpa Batas, Perjuangan Ibu Merawat Buah Hati yang Menginspirasi

12 November 2021   06:00 Diperbarui: 12 November 2021   06:29 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto koleksi ibu Eka Suharwati (KEI/IST)

Menjadi pendamping bagi anak-anak yang istimewa bukanlah perkara mudah, kata Eka dibutuhkan kesabaran ekstra panjang, butuh tenaga ekstra dan tentunya iman yang kuat.

"Kita harus bisa menjadi motivator saat anak kita mulai mengeluh/mulai bosan meminum obat dengan jangka waktu yang lama, tetap memberikan semangat bahwa dengan disiplin minum obat Insya Allah akan sembuh, berikan mereka rasa yang optimis," pesan Eka optimis.

Lanjutnya, kita harus bisa menjadi guru yang mengajarkan mereka, bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga agama, agar anak-anak paham dan selalu berbaik sangka pada Allah, bahwa bukan hanya mereka saja diberikan ujian sakit, bahkan Nabi Ayub pun diberikan ujian sakit lebih dahsyat.

Kita harus bisa menjadi perawat yang senantiasa stanby 24 jam merawat mereka saat anfal menghampiri. "Tak usah memperlihatkan betapa lelahnya kita, tapi perlihatkanlah bahwa kita sayang dan selalu ada untuk mereka. Kita pun harus bisa menjadi seorang psikolog untuk anak, agar mereka selalu nyaman berada disamping kita, berikan mereka edukasi bagaimana kita harus memaafkan saat hinaan, cacian, ejekan menghampiri, tidak perlu berkecil hati, tapi telanlah hinaan dan cacian seperti minum obat, pahit tetapi menguatkan. Buktikan bahwa kita kuat dan mampu melewatinya," tandas ibu Eka Suharwati.

Selanjutnya kita tak pernah tahu kapan ia akan sembuh tapi kita yakin bahwa Allah memilih kita akan titipan-Nya, sebab kita adalah orang yang istimewa. Tetap optimis dan slalu semangat, seperti halnya saya yang masih tetap berjuang sejak 2007 dikala sang buah hati berusia 11 bulan.

"Insya Allah jika ikhlas akan menjadi jalan menuju pintu syurga,  itulah satu kata yang menancap dihati ketika pertama kali mengetahui diagnosa dokter spesialis anak, yang mengatakan bahwa anak menderita epilpepsi dan dia adalah amanah untukku," tutur Eka.

Memang tidak mudah, apalagi ia tergolong anak yang aktif, butuh pengawasan ekstra, kita memang harus berdamai dengan epilepsi.

Dia merupakan anak yang pantang menyerah, alhamdulillah kami pun sangat bersyukur untuk itu

Dulu, ungkapnya lari sebentar saja langsung anfal, alhamdulillah sekarang sudah bisa lari mengelilingi lapangan sepakbola.

Dulu, jika mandi keramas saja selalu gelagepan (kesulitan bernafas), sekarang jika mandi malah berlama-lama di bawah shower.

Dulu,  jika mandi harus selalu air hangat, sekarang ia malah senang berendam dipantai lepas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun