Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ada yang Ganjil Saat Ngabuburit di Masjid Raya Makassar

7 Mei 2021   08:17 Diperbarui: 7 Mei 2021   12:01 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngabuburit di Mesjid Raya (dokpri/Subhan)

Memasuki 10 terakhir merupakan malam-malam ganjil di bulan suci ramadan, yang tadinya cuacanya panas, mendadak hujan begitu deras mengguyur kota Makassar bahkan belahan dunia.

Meskipun hujan membasahi kota Daeng tidak menyurutkan niat baik kami untuk ngabuburit ramadan ke Masjid Raya Makassar. Rabu (5/5/2021).

Selain beribadah juga ingin merasakan kemeriahan buka puasa bersama jama'ah Masjid Raya Makassar. Memang tak seramai dulu lantaran wabah pandemi, namun pemandangan tersebut masih dapat dijumpai, meskipun sederhana.

Pengurangan jatah buka puasa dari Pengurus Masjid Raya Makassar Sulawesi Selatan ini bukannya tanpa sebab, dikarenakan penerapan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dan tidak berkerumun. Hal ini mengingat aturan penerapan Protokol Kesehatan Coronavirus Diasease (COVID-19) wajib dipatuhi.

Selain ngabuburit sekaligus sholat Maghrib berjamaah juga bisa merasakan pengalaman menunaikan ibadah dalam suasana berbeda di mesjid terbesar kedua setelah Mesjid Al Markaz Al Islami.

Sayangnya cuaca yang kurang bersahabat membuat kami harus pulang lebih awal setelah sholat Maghrib. Rencana mengikuti taraweh bahkan i'tikab di Mesjid Raya urung terlaksana.

Pemandangan ganjil lain selama pandemi covid-19, tidak lagi terpajangnya Al Quran berukuran raksasa, dimana sebelumnya selalu kami jumpai ketika bertandang di Mesjid Raya.

Sebagaimana informasi yang beredar, Al Quran raksasa merupakan ikonik Mesjid Raya terpajang di lantai 2 Masjid Raya Kota Makassar berukuran 1 x 1,5 meter itu tidak lagi nampak dari pandangan mata jama'ah. Ini keganjilan selain malam ganjil saat ngabuburit di Masjid Raya Makassar.

Sebagaimana uraian diatas bahwa 10 terakhir bulan suci ramadan turunnya malam lailatul qadr. 

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Lailatul Qadr (terjadi) pada sepuluh malam terakhir, barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang, dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadhan.

Sayangnya, di indonesia ritual beri'tikaf di Masjid sepi peminat, terlebih bagi ASN, Pegawai Swasta, TNI dan Polisi.

Salah satu alasannya karena selama ramadan pemerintah tidak memberi libur dan harus masuk kerja pagi hari, kalau semalam suntuk tidak ada tidur otomatis mengantuk mengurangi produktivitas kerja, akibatnya teguran sampai hukuman disiplin menjadi andalan pimpinan untuk menjerat abdi negara tersebut.

Selain itu aturan pemerintah notabene adalah buatan manusia. Ternyata aturan manusia itu lebih ditakuti mengalahkan segalanya, termasuk hukum dan skenario dari Allah SWT terlebih lagi selama ramadan ini. Astagfirullah.

Hidup di negara majemuk yang ber BHINNEKA TUNGGAL IKA ini untuk menerapkan aturan Tuhan tidak semudah membalik telapak tangan.  

Jujur saja sebagai Pegawai seperti saya lebih cemas, wawas kalau gaji atau tunjangan kinerjanya dipotong, sebab hal ini berdampak pada penghasilan. Sebaliknya, apabila pahala ibadahnya berkurang dipotong tapi dosa bertambah pada anteng-anteng saja lantaran tidak berdampak dalam kehidupan dunia, hanya hukum akheratlah yang menunggunya.

Semoga tahun-tahun berikutnya wabah ini segera pergi dan pemerintah Indonesia mau memulai menurunkan aturan libur total memasuki 10 malam terakhir ramadan hingga Idul Fitri setiap tahunnya. Kapan lagi mau menimba pahala kebaikan bulan suci ramadan. 

Memang betul berbuat baik itu tidak harus menunggu ramadan, toh demikian boleh jadi selesai ramadan ini, kita, saya, anda, kamu, beliau, kami, kalian bertemu sakaratul maut sehingga tidak bisa menjumpai ramadan lagi. Segala kesempurnaan mutlak milik Allah SWT, sedangkan manusia tempatnya khilaf dan dosa.

Tidak tahu harus menuliskan apa lagi, saya hanya bisa berucap Innalillahi wainnailaihi rojiun untuk negeri ini. Semoga semuanya dimudahkan jalannya, diampuni segala dosa dan khilafnya, diterima amal ibadahnya dan diberi kesabaran juga keikhlasan, Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun