Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kanaya, Bidadari Surga yang Dirindukan

26 Maret 2020   07:56 Diperbarui: 26 Maret 2020   08:06 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Nanda Kanaya semasa hidup (IST)--dokpri


Kanaya sayang....
Apa kabarmu sekarang nak
Bunda serta komunitas ODE sangat sayang dan rindu pada kelucuanmu seorang

Kanaya,
Lagi apa anak cantik sekarang
Jauh didalam hati yang tidak akan pernah bisa tersentuh membuatmu berada diluar sanubari dari hati yang duka

Anakku Kanaya,
Walau Epilepsi merenggutmu, keceriaan itu selalu terngiang di pandangan kami...

Kanaya kecil, bidadari surga yang kami rindukan...

Tentunya....
Allah lebih sayang padamu....
Walau Kanaya jauh di surga
Tetapi ibunda dan komunitas Epilepsi tetap merasa bahwa engkau adalah anakku yang tetap berada didalam hati sanubari dengan segala cinta....

Lucu nan nggemesin, itu yang pernah ada di dalam hidup ini....

Kanayaku sayang
Saat ini kami berada di alam yang berbeda
Dengan engkau yang telah tiada

Namun, kami tetap bedo'a agar dapat berjumpa dan berbagi rasa walau hanya dalam do'a....

Kami rindu senyum itu
Kami rindu lucunya dirimu nak..
Kami kangen akan kecantikanmu,
Tak ubahnya bidadari yang dikirim dari surga...

Dan kami tetap mengenang tergurat erat
Walau bidadari bernama Kanaya telah tiada
Aura cinta itu masih ada, agar kita dapat memaknai segala rasa dan duka

Bahwa betapa bukan hanya hati ibu, kami semua tersayat pilu saat mendengar engkau berpulang selamanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun