Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Urusan Sampah Bukan Hanya Menghabiskan Anggaran, tapi Kepedulian

10 Mei 2019   10:39 Diperbarui: 11 Mei 2019   09:44 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah foto beredar viral di sosial media tentang seorang warga membuang sampah ke Kali Krukut, Tanah Abang pada Rabu (30/1/2019(Dok. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta)

Pemerintah pusat tidak perlu memberikan insentif kepada pemerintah daerah (Pemda) yang menerbitkan Perda larangan produk plastik.

Penanganan sampah plastik dapat diatasi dengan baik, melalui pemaksimalan daur ulang di tingkat daerah. Persoalan sampah plastik yang terjadi saat ini karena belum terbangunnya perilaku menyisihkan dan pemilahan sampah organik dan non organik di masyarakat.

Perilaku menyisihkan, memilah dan mengumpulkan sampah plastik masih dianggap tabu oleh masyarakat, adanya bank-bank sampah di tingkat RW atau kelurahan belum banyak membantu.

Hal ini dilihat dengan masih banyak ditemui timbulan sampah plastik di beberapa titik lokasi, cobalah Anda tengok drainase atau got-got di dekat rumah Anda, sudah pasti didominasi sampah plastik sisa makanan atau minum manusia, jadi dapat dikatakan masyarakat sendirilah yang menyebabkan meningkatnya timbulan sampah tersebut.

 

Urusan Sampah Bukan Hanya Menghabiskan Anggaran, Tetapi Kepedulian (Dokumentasi pribadi)
Urusan Sampah Bukan Hanya Menghabiskan Anggaran, Tetapi Kepedulian (Dokumentasi pribadi)

Sepatutnya pemerintah pusat maupun daerah dapat memulai sosialisasi daur ulang plastik ini dari tingkat RT/RW karena potensi penyebar sampah terbanyak dari masyarakat bawah, termasuk pemilik kendaraan yang membuang  sampahnya di jalan raya. Etika pemilik kendaraan tersebut tentunya perlu dipertanyakan mengenai kepeduliannya terhadap sampah dan lingkungan.

 

Timbulan sampah di dalam got (Dokumentasi pribadi)
Timbulan sampah di dalam got (Dokumentasi pribadi)

Justru saya salut akan keberadaan pemulung, pemungut sampah, pengantar sampah dan  seluruh pekerja kebersihan/pengelola sampah, meski upah insentifnya boleh dikatakan jauh dari kesejahteraan. Namun etika dan pendidikan akan kebersihan lingkungan jangan dipandang sebelah mata.  

Mereka tidak perlu seminar soal sampah di hotel mewah. Atau memaparkan teori-teori njlimet, masuk telinga kanan, keluar telinga kiri, lalu tanda tangan daftar hadir dan dapat honor, itu semua mustahil sampai ke tingkat tapak. Masyarakat itu difasilitasi dengan kemudahan membuang sampah dan seharusnya digratiskan, tidak mungkin sampah dibuang sembarangan atau di simpan di rumah warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun