Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Saleem, Minuman Tradisional Ramah Lingkungan yang Masih Bertahan di Keremangan Zaman

20 Januari 2019   08:17 Diperbarui: 20 Januari 2019   15:55 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daeng Ahmad penjual minuman tradisional Saleem (sumber: istimewa)

Saleem, merupakan minuman tradisional yang Ramah Lingkungan dan tetap bertahan di keremangan zaman serba modern. Minuman tradisional bernama Saleem telah dilafalkan secara turun menurun sejak dulu dikenal para generasi orangtua hingga kakek nenek kita dahulu.

Minuman ini sejenis sarabba' tetapi memiliki cita rasa yang berbeda, lantaran berbahan rempah-rempah seperti jahe, cengkeh hingga gula merah ditambah takaran tertentu dengan bahan alami rahasia leluhur lainnya.

Seiring perkembangan zaman, minuman tradisional ini lambat laun mulai terlupakan oleh minuman kemasan kimia cepat saji, serba instan yang tidak menutup kemungkinan mengandung bahan berbahaya dan beracun.

Sejarah minuman ini dahulu laris manis pada zaman pertempuran melawan penjajah Belanda hingga tahun 80-an. Dahulu Saleem ini begitu gampang dijumpai di pasar tradisional, terminal Panaikang, pasar sentral, hingga Pelabuhan Makassar.

Sang penjual akrab dipanggil Daeng Ahmad berdomisili di jalan Kemauan 1 Makassar, beliau menuturkan, "Apabila ingin menikmati minuman saleem dapat menghubungi saya di nomor handphone 085341494177."

Beliau menjajakan minuman segar alami dengan berjalan kaki. Untuk mengenali penjual Saleem sangatlah mudah, penjualnya selalu menenteng ceret kuningan dengan tatakan kompor, sehingga kehangatan minuman ini tetap terjaga.

dokpri
dokpri
Seorang diri, Daeng Ahmad berjualan sejak 20 tahun silam sampai sekarang menjajakan minuman Saleem dari lorong ke lorong di Kecamatan Makassar tepatnya di daerah Maccini dan sekitarnya.

Penikmat Saleem relatif didominasi para pria dewasa, sebab selain penghangat di malam hari juga sebagai penambah stamina bagi tubuh. Mengingat berbahan herbal, minuman ini terbuat dari rempah rempah tradisional Khas Makassar, dan apalagi dicampur dengan telur bebek atau telur ayam kampung, semakin menambah selera buat para lelaki dewasa yang mempedulikan kesehatan.

dokpri
dokpri
Segelasnya minuman ini hanya dibanderol Rp 6000 (enam ribu rupiah) ditambahkan telur bebek atau telur ayam kampung. Semoga generasi millenial ini dapat mengenang kembali minuman tradisional yang menjadi saksi sejarah perkembangan kota Makassar.

Dan di zaman milenial ini, agaknya penjual minuman tradisional ini cukup langka, tak lebih hanya satu saja pedagang serupa dapat dijumpai di sekitar wilayah kecamatan Makassar.

dokpri
dokpri
Jenis minuman ini sangat ramah lingkungan, selain tanpa bahan kimia juga bebas dari kemasan plastik atau kemasan sterofoam. Sebab pembelinya langsung meminumnya dari ceret kuningan menggunakan cangkir gelas hasil racikan sang penjual.

Minuman kesehatan tradisional Saleem bolehlah direkomendasikan sebagai kuliner yang hampir punah melalui event festival kuliner Makassar. Tentu saja tujuan utamanya adalah agar warisan leluhur ini tidak punah, paling menakutkan bangsa Indonesia baru melakukan protes usai di klaim pihak ASING.

dokpri
dokpri
Tak ubahnya jamu gendong di Jawa, sekarang bersepeda bahkan mengendarai kendaraan bermotor roda dua. Kedua jenis minuman tradisional ramah lingkungan ini sama-sama nyaris punah, tergantikan minuman kemasan.

Semoga penjual minuman tradisional saleem dijumpai dilokasi lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun