Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Di Mata Najwa PSSI Bisa Apa?

19 Desember 2018   05:59 Diperbarui: 19 Desember 2018   06:09 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sesuai tema PSSI Bisa Apa? Najwa Shihab pemilik rumah Mata Najwa mengusung tema tersebut ke ranah publik, usai terjadi polemik di tubuh PSSI. 

Talkshow Mata Najwa yang dipandu langsung Najwa Sihab ini tanpa intimidasi juga merupakan acara cerdas dan berkelas. 

Dikatakan demikian, talkshaw ini selalu menghadirkan bintang tamu kontroversi sehingga "tersingkir" dari Metro tv. Pengunduran diri Najwa Shihab pun ditangkap trans7. 

Tak butuh waktu lama Mata Najwa begitu populer, bahkan popularitasnya mengalahkan Mata Najwa versi Metro tv.

Kali ini Mata Najwa kembali menghadirkan talkshow paling ditunggu-tunggu bertajuk "PSSI Bisa Apa Jilid 2" bertajuk PSSI Bisa Apa Jilid 1 waktu itu masih mengundang banyak tanya. Pada Era Revolus Mental sekarang ini sepakbola bukan urusan elite semata melainkan urusan kita bersama, khususnya para pecinta sepakbola tanah air. Sudah seharusnya kita satu suara melawan mafia bola.

Mata Najwa yang dipandu Nana panggilan Najwa Shihab ini membuka mata serta wawasan masyarakat tentang ketatnya sepakbola tanah air, dimana sekarang konsistensinya seperti hidup segan mati tak mau.

Betul sekali, kompetisinya berjalan tapi berasa hambar. Apalagi berbicara prestasi masyarakat sudah terlatih untuk menahan rasa sakit karena gagal dan gagal di kancah internasional.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa kompetisi sepakbola bertajuk Liga 1 bersama Bukalapak tahun 2018 tak hanya meninggalkan siapa yang juara dan siapa yang turun kasta, namun juga persoalan yang masih menumpuk terutama skandal pengaturan skor.

Kejanggalan demi kejanggalan soal skandal pengaturan skor pun menyeret sejumlah pihak, mulai dari pemain, official pertandingan, hingga federasi kekusutan benang merah itu masih misteri.

Jika kompetisinya diselimuti manipulasi, bagaimana Garuda Indonesia bisa berprestasi? Namun demikian, prestasi sepakbola tanah air jangan sampai kocar-kacir hanya karena segelintir ulah mafia sepakbola.

Langkah konkret seperti apakah mampu untuk memberangus para mafia yang mengotori sportivitas hijaunya lapangan sepakbola?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun