Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perantau Jadul dan Perantau Zaman Now, Apa Sih Bedanya?

6 Desember 2018   17:46 Diperbarui: 8 Desember 2018   17:39 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Foto bareng Igor Saykoji

Belajar pada alam itu artinya tidak hanya memaknai alam pemberi sebagai kehidupan melainkan juga sebuah buku.

Kita mungkin harus membuka berlembar-lembar buku untuk tahu sebuah ilmu pengetahuan. Akan tetapi dengan menjelajahi alam atau dengan kata lain pergi merantau kamu akan tahu banyak hal.

Alam ini sangat luas dan jika kita mau berjalan di atasnya, maka kita bisa tahu banyak ilmu pengetahuan ibarat kalau kita tidak pernah membuka buku, niscaya kamu tidak akan dapat ilmu. Sementara jika tidak pernah berjalan di muka bumi kamu tidak akan pernah tahu betapa luas dunia ini.

Waktu itu, saya belum mengenal aplikasi media sosial sebut saja yahoo apalagi facebook, twitter, path, youtube, telegram hingga whatsApp. 

Jadi pertama kalinya saya di tanah rantau merasakan seperti apa rasanya frustrasi karena bingung membalas chatting saking banyaknya group. 

Bahkan, waktu itu asing banget menyebut namanya HANK. Akun medsos instragram saja masih awam.

Perantau saat itu masih jadul banget, belum bisa update status agar dibaca atau diabaikan warganet.

Saat itu belum tercipta smartphone, kepergian ke tanah rantau terasa benar-benar membuat sedih di hati. 

Alih-alih mengerti dunia milenial, kalau kita pernah membaca buku-buku sejarah dan atau banyak atau malah bertanya ke mbah google. Sejarahnya bahwa nenek moyang orang Indonesia itu konon katanya pelaut.

Tidak salah perjalanan jauh ke tanah rantau pada masa itu satu-satunya moda tranportasi yang terjangkau untuk melakukan perjalanan adalah kapal laut, jalur laut merupakan daya tarik sendiri bagi perantau kala itu untuk datang dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan berbeda-beda buat merubah nasib, ada yang ingin menjad Pegawai Negeri Sipil. Dimana untuk menjadi PNS atau ASN zaman dulu tidak sesulit jaman sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun