Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Seni Untuk Bersikap Bodo Amat", Sebuah Buku Tamparan Menyegarkan

2 September 2018   16:54 Diperbarui: 3 September 2018   03:57 17752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika membaca judul "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat, Pendekatan yang Waras Demi Menjalani Hidup yang Baik" karya Mark Manson yang nyeleneh membuat saya geleng-geleng kepala. Awalnya untuk mendapatkan buku terbitan Grasindo ini dari teman melalui media sosial.

Lantaran dibuat penasaran, saya mencoba memesan buku yang didominasi warna orange ini melalui online.

Tak lama berselang pihak penerbit membalasnya, saya membalasnya untuk mencari terlebih dahulu buku tersebut di toko buku Gramedia, dan Senin, 27 Agustus 2018 anak pertama sayapun meluncur ke toko buku dibilangan kota Makassar. Buku terbilang terlaris versi New York Times dan Globe and Mail ini begitu mudah didapatkan.

Berbicara soal judul, sepertinya menerjemahkan menjadi kata "Bodo Amat" membuat orang sableng, gendheng dan tidak waras, mungkin penerjemah sedikit kebingungan mencari adaptasi kata yang tepat.

Maklum saja karena judul aslinya "The Subtle Art of Not Giving a F*ck" sangat unik dan menurut saya kurang bisa diadaptasi kedalam bahasa indonesia.

Dalam buku pengembangan diri yang mewakili generasi ini, seorang bloger superstar menunjukkan kepada kita bahwa kunci untuk menjadi orang yang lebih kuat, lebih bahagia adalah dengan mengerjakan segala tantangan dengan lebih baik dan berhenti memaksa diri untuk menjadi 'positif' di setiap saat.

Selama beberapa tahun belakangan, Mark Manson melalui blognya yang populer telah membantu mengoreksi harapan harapan delusional kita, baik mengenai diri kita sendiri maupun dunia. Ia kini menuangkan buah pikirannya yang keren itu dalam buku hebat ini.

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) delusional dari kata dasar delusi, memiliki makna psikis pikiran atau pandangan yang tidak berdasar (tidak rasional), biasanya berwujud sifat kemegahan diri atau perasaan dikejar-kejar, pendapat yang tidak berdasarkan kenyataan, khayal.

Manson melontarkan argumen bahwa manusia tak sempurna dan terbatas. Begini tulisnya, "tidak semua orang bisa menjadi luar biasa ada para pemenang dan pecundang di masyarakat, dan beberapa diantaranya tidak adil dan bukan akibat kesalahan Anda." Manson mengajak kita untuk mengerti batasan-batasan diri dan menerimanya baginya, inilah sumber kekuatan yang paling nyata.

Tepat saat kita mampu mengakrabi ketakutan, kegagalan, dan ketidakpastian tepat saat kita berhenti melarikan diri dan mengelak, dan mulai menghadapi kenyataan-kenyataan yang menyakitkan saat itulah kita mulai menemukan keberanian dan kepercayaan diri yang selam ini kita cari dengan sekuat tenaga.

"Dalam hidup ini, kita hanya punya kepedulian dalam jumlah yang terbatas. Makanya, Anda harus bijaksana dalam menentukan kepedulian Anda." Manson menciptakan momen perbincangan yang serius dan mendalam, dibungkus dengan cerita-cerita yang menghibur dan "kekinian", serta humor yang cadas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun