Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Napak Tilas "Wartawan Tanpa Bayaran" Ke Pemakaman Pangeran Diponegoro

25 Desember 2016   19:18 Diperbarui: 25 Desember 2016   19:43 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Latar belakang Pangeran Diponegoro dipindah ke Makassar pada tahun 1834 Residen J.F. Cambier memperlakukan Pangeran Diponegoro dengan tidak manusiawi, seketika Pangeran berontak melakukan perlawanan terhadap Residen Belanda yang mengakibatkan Residen Manado terkapar dan meninggal dunia. Atas tragedi tersebut Pemerintah Belanda di Batavia menganggap Pangeran Diponegoro berbahaya, di kawatirkan apabila lolos akan bersatu dengan Kyai Mojo di Tondano, atas dasar pertimbangan tersebut diasingkan ke Ujung Pandang (Makassar), apabila masih melakukan perlawanan akan dipindahkan ke Negeri Belanda.

Pada senin 8 Januari 1855 waktu dhuha beliau wafat dalam Ruang Tahanan Fort Rotterdam. Dimana salah satu tempat bersejarah yang saya kunjungi pada 12 Desember 2016 lalu. Amanah Pangeran Diponegoro terhadap istrinya R. Ayu Ratu Ratna Ningsih, pemakaman Pangeran Diponegoro kini berada di Kampung Melayu Kecamatan Wajo Kota Makassar, sampai sekarang makam tersebut menjadi destinasi wisata religius bagi pengunjung yang menghargai jasa-jasa Pahlawan Nasional.

Tepat disamping makam Pangeran Diponegoro adalah makam istri Pangeran R. Ayu Ratu Ratna Ningsih wafat tahun 1865. Juga terdapat makam putera-puteri Pangeran Diponegoro yang kesemuanya berkeluarga di Ujung Pandang menurunkan keturunan di Ujung Pandang (Makassar) Sulawesi Selatan saat sekarang memasuki generasi ke enam. Menetapnya Istri dan anak serta Laskar Pangeran Diponegoro sebanyak 3 orang di Makassar atas dasar larangan Pemerintah Belanda untuk kembali ke tanah Jawa.

Berikut nama-nama putera-puteri Pangeran Diponegoro yang menetap di Makassar bersama R.A. Ayu Ratu Ratna Ningsih:

  1. Anak pertama Pangeran Diponegoro bernama Bendoro Raden Mas (BRM) Abdul Rahman lahir di Yogjakarta, wafat tahun 1882 di Makassar. Beristrikan bangsawan Makassar bernama Saripa Te’ne (Daeng Sunggu).
  2. Anak Kedua Pangeran Diponegoro bernama Bendoro Raden Mas (BRM) Abdul Rahim lahir di Yogjakarta, wafat tahun 1870 di Makassar. Beristrikan bangsawan Makassar bernama Patima (Dg. Sugi).
  3.  Anak Ketiga Pangeran Diponegoro bernama Bendoro Raden Ayu (BRA) Putri Munadima lahir di Yogjakarta, wafat tahun 1892 di Makassar. Bersuamikan bangsawan Jawa bernama Raden Sastro Di Guno.
  4. Anak Keempat Pangeran Diponegoro bernama Bendoro Raden Mas (BRM) Abdul Gani lahir di Yogjakarta, wafat tahun 1898 di Makassar. Beristrikan bangsawan Bugis bernama Andi Magatta (Anak Datuk/Raja Lamuru Soppeng).
  5. Anak Kelima Pangeran Diponegoro bernama Bendoro Raden Mas (BRM) Abdul Rajab lahir di Yogjakarta, wafat tahun 1891 di Makassar. Beristrikan bangsawan Makassar bernama Zaniaza (Dg. Saga).
  6. Anak Keenam Pangeran Diponegoro bernama Bendoro Raden Mas (BRM) Abdul Gafur lahir di Yogjakarta, wafat tahun 1888 di Makassar. Beristrikan bangsawan Makassar bernama ST. Patima (Dg. Sunggu).

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Selanjutnya area pemakaman pengikut (laskar) Pangeran Diponegoro 3 orang terdiri, Banteng Wareng, R.M. Suryadi Ningrat, R.M. Tumenggung.

Intinya kita sebagai generasi bangsa ‘penikmat’ kemerdekaan, jangan lagi bermental kompeni terkenal licik, adu domba, iri, dengki, serakah, tidak tahu diri, tidak punya rasa terimakasih, menggunting dalam lipatan, pandai bersilat lidah, pengkhianat, egois, feodalis, kapitalis, monopolis, suka mengasingkan/membuang orang-orang yang tidak disukai karena dianggap sebagai penentang, jika masih ada buang jauh-jauh dinasti patrimonial mental inlenders. Masih mengeluh atas posisi yang diraih sebaiknya ke laut aja dech!.

Makassar, 25 Desember 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun