Mohon tunggu...
Subhan Riyadi
Subhan Riyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara Citizen Jurnalis

Stop! Rasialisme anti minoritas apa pun harus tak terjadi lagi di Indonesia. Sungguh suatu aib yang memalukan. Dalam lebih setengah abad dan ber-Pancasila, bisa terjadi kebiadaban ini kalau bukan karena hipokrisi pada kekuasaan (Pramoedya Ananta Toer). Portal berita: publiksulsel.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gara-gara Login Password, Pengelola Jaringan Internet di 'Semprot'

16 Agustus 2016   18:02 Diperbarui: 19 Agustus 2016   15:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 (Ilus: http://myconfigure.blogspot.co.id/)

Sebagai staff buta akan ilmu komputer tentu sebuah tantangan tersendiri mendapat amanah sebagai pengelola jaringan internet. Mengapa saya katakan tantangan karena teman-teman satu kantor yang bersekolah jurusan ilmu komputer justru melarikan diri diposisikan sebagai pengelola jaringan internet, ini suatu kebanggan tersendiri.

Tepat pada Rabu 16 Agustus 2016, dibantu teman seorang IT (pihak ke tiga) saya mendapat tugas dari atasan untuk mengaktivasi user password internet di kantor, alasannya karena selama ini penggunaan internet begitu leluasa alias tidak terkontrol, jadinya sulit mengendalikan pengguna “liar” mengakses internet, kami ditugaskan membuat login user password per client. Nah, ketika password onlien maka “berteriaklah” para pengguna tersebut “zona nyamannya” terusik dengan adanya password. Alasan kuat user, “tidak ada sosialisasi,” ujar mereka. Prinsip saya sebagai staf yang diberi mandat tentu memiliki hak prerogatif mengaktivasi login password tanpa sosialisasi, hanya koar-koar buang-buang waktu, sedangkan aksi nyata lebih efektif dan terbukti. Sembari saya informasikan login password mereka melalui sms dan WA.

Kalian yang jebolan sekolah komputer tentu sangat familer akan hak sebagai “pemegang kendali” server bukan malah di intervensi, jangan pada berteriak-teriak doang tanpa membantu solusi, inikan untuk pembatasan bandwidth pengguna, selain itu agar pengguna lain tidak terseok-seok mengakses internet. Ini dilakukan terkait pekerjaan, syah-syah saja mengakses google, yahoo, youtube, facebook, film, lagu-lagu, games COC serta berita online, asal jangan terlalu mencolok. Jika mencolok melebihi bandwidth tentu akan mengganggu rasa keadilan bersama, apa karena bagian pengelola jaringan internetnya “buta” ilmu komputer serta tidak “strategisnya” jabatan pengelola jaringan internet di kantor, mudahnya kalian “ngomong” dibelakang. Kalau marah sama atasan yang memberi perintah, jangan sesama staf percuma hanya buang energi. Perlu digaris bawahi kawan-kawan yang dibatasi hanya pada saat user login password, usai berhasil login password, diberi kebebasan “browsing” berseluncur situs apapun, sekaligus upload data, download sampai muntah darah, tidak ada larangan.

Pada implementasinya keputusan membatasi bandwithd sering mendapat “kecaman” teman sendiri, padahal ilmu komputer mereka melebihi ilmu saya yang hanya lulusan ekonomi, nyaris Drop Out (DO) lagi. Merasa kenyamanan berselancar terganggu rupanya wajah client pada mengkerut kaku, upaya ini justru menuai protes seperti bau kentut dan akhirnya hilang dengan sendirinya.

Akibatnya sungguh fatal. Niat baik pengelola jaringan internet menjadi bumerang. Niat baik, Idealisme dan moralitas saja tidak cukup untuk melakukan implementasi suatu kebijakan, meski itu benar-benar ditujukan untuk kepentingan perusahaan/lembaga/instansi sepertinya masih banyak pengguna berfikiran kolot, orthodoks enggan beralih meninggalkan zona nyaman. Alangkah baiknya jika upaya ini diselesaikan dengan bijak, apalagi dengan kawan sekantor, tentu sangat lucu, mengundang gelak tawa para pakar IT dan terkesan sangat tidak professional. Waktu kalian bagi-bagi duit kok pada diam, tidak teriak-teriak mencari pengelola jaringan internet, baru dipasang user password saja pada “kebakaran jenggot” Tidak usah terburu-buru menghakimi, padahal ahli IT di luar negeri dihargai superduper mahal. Orientasi duit tidak serta-merta menghapus ilmu komputer kalian, sebagai bentuk tanggungjawab bergelut dengan nilai komputer, percuma dong!.

Pada kemana mereka yang selama ini bergumul dengan ilmu komputer, kok bisanya ngedumel dibelakang, bantu dengan tindakan dong!, prinsip orang jawa “sepi ing pamrih, rame ing gawe.” mana nyali kalian untuk bersedia diposisikan sebagai pengelola jaringan internet di kantor. Sebagai ASN sebuah ironi bagi lulusan ilmu komputer dapat mengaplikasikan ilmunya di tempat kerja, ini dikarenakan di pemerintahan tidak melihat passion melainkan kebutuhan bidang/bagian, melihat kondisi ini sangat mustahil lulusan komputer menempati posisi pengelola jaringan internet di kantor, sebagaimana kita ketahui bersama jabatan ini sangat tidak “strategis” sering mendapat “komplain” serba salah, ketika internet lemot paling dicari, diaktivasi login password juga disemprot. Tak ubahnya seorang “pesakitan” mana penghargaan sebagi pengelola jaringan internet???..

Saya sudah kebal, “tutup telinga saja dengan PROTES pedas seperti ini, pengguna tahunya online, tidak mau tahu proses setting yang memakan banyak waktu, otak dan tenaga,” kata teman saya. Semprotan terhadap pengelola jaringan internet di kantor, anggap saja proses pemupukan tanaman agar ilmu kita semakin subur, ibarat padi “semakin berisi semakin merunduk atau bijak” kelihatan sekali kemaruknya padahal kalian sudah sering terbang (Perjalanan Dinas) pakai fasilitas negara ke mana-mana.

Melalui media ini saya berpesan sesama orang awam IT lebih baik tutup mulut, tidak usah menjadi provokator atau ngedumel dibelakang, percuma, ini sudah keputusan dari atasan, kalau protes sama atasan, saya hanya menjalankan tugas. Kok tega sih, gara-gara login password, pengelola jaringan internet di semprot.

Ayo kawan siapa yang bersedia diposisikan sebagai staff pengelola jaringan internet di kantor???

Makassar, 16 Agustus 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun