Mohon tunggu...
Pipit Nurdiyansah
Pipit Nurdiyansah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Promotor Kesehatan

Seorang Ibu satu suami satu anak, yang bekerja sambil belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Univet Bantara: Pembuangan Limbah Sederhana yang Ramah Lingkungan

28 September 2021   22:28 Diperbarui: 28 September 2021   22:35 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN Univet Bantara Sukoharjo dibantu warga sedang melakukan praktik pembuatan instalasi SPAL sederhana/dokpri

SPAL atau akronim dari Saluran Pembuangan Air Limbah merupakan salah satu hal penting yang seyogyanya ada disetiap rumah. Instalasi SPAL adalah faktor penting dalam pengelolaan air limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga setiap harinya. 

Air limbah rumah tangga yang dimaksudkan disini dapat berupa air bekas cuci dan lain sebagainya. Air limbah tersebut apabila langsung dibuang atau dialirkan keluar rumah tanpa adanya sistem pengelolaan limbah yang baik tentu akan mencemari lingkungan, dapat dilihat baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Apabila kita cermati, mayoritas rumah tangga yang berada di kawasan pedesaan masih membuang limbah rumah tangganya dengan sekedar mengalirkan atau membuang keluar limbahnya, tanpa melewati sebuah sistem pengolahan limbah yang mencukupi. 

Berbeda hal dengan rumah-rumah di kawasan komplek perumahan misalnya, developer tentu sudah memperhitungkan secara matang bagaimana detail komplek tersebut sebelumnya, termasuk bagaimana mengelola limbahnya dengan baik. 

Sebelum pembangunan dilaksanakan saja biasanya akan terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan sebagai salah satu syarat administrasi pelaksanaan pembangunan.

Masih kurangnya kesadaran serta pengetahuan merupakan faktor mendasar yang menyebabkan masih tingginya angka membuang air limbah rumah tangga sembarangan di kawasan pedesaan. Seringkali kita juga menjumpai rumah yang berada disekitar kawasan sungai secara langsung mengalirkan air limbahnya tanpa melalui sistem filterisasi terlebih dahulu. Dalam jangka panjang, air limbah yang biasanya sudah terkontaminasi dengan berbagai jenis zat lain yang kurang ramah lingkungan, seperti detergen atau zat lainnya, tentu akan mengganggu ekosistem yang ada disekitar lingkungan tempat tinggal. 

Beberapa hal tersebut diatas menjadi spirit tersendiri bagi mahasiswa KKN Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo untuk memberikan edukasi tentang bagaimana pentingnya instalasi SPAL sederhana untuk setiap rumah. "Masih banyak ya menurut kami rumah-rumah yang belum memahami sepenuhnya mengenai apa pentingnya SPAL, dan bagaimana air limbah bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan" tutur Pipit Nurdiyansah, mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat yang sedang melaksakan program KKN. Menurutnya, salah satu program KKN yang diusung oleh ia dan teman-teman kelompoknya adalah bagaimana mengedukasi masyarakat dengan memberikan contoh konkrit membuat SPAL secara sederhana.

Kegiatan praktik pembuatan SPAL sederhana tersebut berlangsung Rabu (22/9) di padukuhan Dengok Lor, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Turut hadir dalam kegiatan tersebut, petugas Sanitarian dari puskesmas Semanu II yang bertindak sebagai narasumber. "Pembuatan SPAL sederhana untuk setiap rumah tangga juga merupakan salah satu program kerja dari Puskesmas, jadi saya rasa hal ini sinkron dengan apa yang direncanakan oleh teman-teman mahasiswa KKN dari Univet Bantara Sukoharjo" jelas Dyka Nugrahaningsih atau yang akrab disapa Mbak Dyka tersebut.

Bertempat di rumah Bapak Kumoro selaku Kepala Dukuh Dengok Lor, pembuatan instalasi SPAL sederhana melibatkan bantuan dari warga sekitar. "Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan SPAL cukup sederhana dan relatif tidak mahal, harapannya kedepan bagi rumah yang belum memilikinya, menjadi tersadarkan akan pentingnya" jelas Pipit Nurdiyansah. Bahan yang digunakan untuk membuat instalasi SPAL sederhana terbilang cukup sederhana, hanya pipa plastik dan lem untuk merekatkan antar sambungan.

Air limbah rumah tangga dialirkan melalui pipa-pipa tersebut menuju ke pembuangan terakhir dengan melalui proses penyaringan terlebih dahulu, sehingga ketika air limbah dialirkan langsung ke tanah tidak akan menimbulkan genangan (comberan) yang menimbulkan bau tidak sedap dikemudian hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun