Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puput yang Pupus

25 Agustus 2020   22:03 Diperbarui: 16 Desember 2020   10:07 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto  : www.genpi.co

Awan menari dalam gelap
Bergonjak seirama panduan angin
Seakan mencabik selubung langit
Hingga menguak rahim kebiruannya

Di paruh malam bertuan itu
Rembulan seakan takluk
Mendera kelopak
Tuk bersaksi tentang wajah yang disembunyikan malam

Puput,
Aku ingin senafas bak bintang dan cahaya
Walau kalah dalam terik
Namun gemerlapnya syaduhkan malam
Rasa memang tak terbentuk dalam satu polesan
Namun kesunyian tak pernah tentram kalau kisah tak dirintis

Itu mungkin ilusi
Namun pencipta tak memoles tanah tuk hidup
Dan hembusan nafas tak pernah ingkari jiwa
Rusuk tak hilang tuk satu kerinduan
Mister itu adalah keeratan kita.

Puputku telah pupus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun