Serikat Buruh: Jangan Jadikan Buruh Tumbal Virus Corona (liputan6.com, 27/04/2020)
Judul berita online diatas yang kemudian dikembangkan dalam tulisan ini tidak memiliki intensi provoktif. Â Tetapi sebagai acuan reflektif dalam upaya memecahkan kebuntuan dan posisi dilematis buruh ditengah Pandemi covid 19.
Teriakan untuk "jangan jadikan buruh tumbal virus corona" dapat dimengerti dalam dua pradigma. Pertama, soal kesehatan dimana buruh terus dipekerjakan ditengah pandemi. Kedua soal ekonomi, buruh menjadi kelompok yang terkena dampak semisal kehilangan pekerjaan, PHK dll.
Konsekuensi dari kedua paradigma ini jelas bermuara pada satu tujuan yang sama yakni "tumbal/korban". Jika buruh terus beraktivitas ditengah wabah corona maka potensi terinfeksi semakin besar. Jika buruh tidak bekerja maka akan berpengaruh terhadap kebutuhan ekonomi keseharian.
Bukan sampai disitu saja, buruh diberhentikan/diliburkan atau dibiarkan terus bekerja dapat mencuat patologi kesehatan (penyebaran penyakit covid 19) dan ekonomi (kelangkaan bahan makanan) yang akan menimpa secara individual maupun sosial.
Itulah posisi dilematis yang menuntut kebejaksanaan kita ditengah krisis kemanusiaan yang mempengaruhi ekonomi saat ini.
Pernyataan Presiden Jokowi ketika diwawancara oleh Mata Najwa;
Covid ini adalah virus yang sangat berbahaya, sehingga yang harus didahulukan dan diutamakan adalah kesehatan tetapi antara kesehatan dan ekonomi ada relevansinya. Tidak mungkin dihilangkan salah satunya......dilapangan ada dua pilihan yang buruk semuanya, kita harus memilih.
Pernyataan Presiden Jokowi ini menegaskan bahwa walaupun kesehatan menjadi prioritas tetapi aspek ekonomi tidak boleh absen dari perhitungan pemerintah. Dengan kata lain, pembedaan aspek kesehatan dan ekonomi hanya pada taraf pembedaan logis (pikiran) tetapi tidak mencakup pembedaan real (kenyataan) karena kedua hal ini saling bersinggungan.
Dalam pengertian yang luas, buruh adalah pekerja (worker/laborer). Buruh berarti manusia rasional yang menggunakan kapasitasnya dan diaktualisasikan dalam kerja. Jika demikian, kita semua adalah buruh tanpa ada pengecualian. Oleh karena itu, kita semua juga dikategorikan sebagai korban ketika pandemi ini melanda dunia. Kita adalah pekerja sekaligus korban.