Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepedihan Senja

29 April 2020   23:38 Diperbarui: 29 April 2020   23:48 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pixabay.com

Takkan terlupa dari serambi nurani
Kisah yang bersyair pilu
Saat jalan bernada perih
Diterpa serpihan tajam meriuh

Raga terkulai lemah
Terkikis amukan badai perjalanan
Terhampar disudut nan curam
Terlingkup keremangan malam

Dunia lelap dalam egoisnya raga
Terbaring lesu dalam deruan
Nurani tak acungkan geliatnya
Hambar asa diujung senja

Takkan ada lagi giat dalam langkah
Takkan ada lagi tangis mengiringi
Takkan ada lagi kata tuk kuatkan
Samudra terlihat begitu geram

Kucoba mengais derita walau pedih
Sekedar merangkul simfoni rindu
Namun melodi terisak perih
Tuk seberangi belantaran itu

Dunia berharap akan kebajikan
Rembulan damai-bahagia hampiri
Namun hirap tersilau amanah
Disetiap kerikil temani perjalanan

Kalutnya senja terurai jelas
Antara derita dan harapan
Tak ada jalan pulang
Itulah kepedihan senja
Yang temani kita pada-Nya

Kota Karang, April 2018

Dari Blog pribadi, Azzura.xyz

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun