Mohon tunggu...
Fathan Winarto
Fathan Winarto Mohon Tunggu... Penulis - History and Theology Story-Teller

Hobi Baca Sejarah, Terbuka Untuk Diskusi Masalah Agama, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Al Azhar, Cairo.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Raksasa Tua yang Kabur dalam Ingatan #2

24 Januari 2020   20:54 Diperbarui: 24 Januari 2020   20:56 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masi inget kan, dulu Sanjaya pernah ngalahin tentara Sriwijaya yang dikirim untuk mengklaim tanah bekas Tarumanegara? Nah konflik itu belum selesai. Mungkin Sriwijaya emang mikir ga mungkin ngalahin Sanjaya waktu itu, karena kerajaan Sunda-Galuh lagi kuat kuatnya. Akhirnya mereka menunggu waktu yang pas, yaitu di masa Medang ini. 

Akhirnya, Sriwijaya ngirim tentaranya dibawah komando Panglima Dapunta Syailendra. Oiya, ada sejarawan yang bilang kalo ekspedisi ini tuh terjadi di masa Ratu Shima mimpin Kalingga. Tapi ada pendapat juga bahwa ekspedisi ini untuk nyerang Sanjaya yang lagi mimpin Jawa. Well, walaupun beda di objek yang diserang, tapi agaknya keduanya punya kesamaan. Yaitu serangan ini ga sepenuhnya berhasil.

Karena, baik Ratu Shima atau pun Sanjaya, ga ada yang jatuh di tangan Dapunta Syailendra. Walaupun Sanjaya emang turun tahta akibat seorang dari dinasti Syailendra. Oke akan saya bahas. Tapi intinya, saya ngambil cerita yang kedua. Serangan Dapunta Syailendra diarahin ke Sanjaya, bukan Ratu Shima.

Sebelum kita bahas serangan Sriwijaya, perlu pembaca ketahui, bahwa di Kerajaan Medang ada sebuah wilayah yang bernama Panangkaran. Dan Gubernur (Raja Bawahan) di wilayah ini adalah anak Sanjaya sendiri. Karena itu anaknya disebut Rakai Panangkaran. 

Serangan Dapunta Syailendra gagal menggulingkan Sanjaya, terus kemana tentara tentaranya? Jelas pada pencar. Mungkin ada yang pulang, mungkin ada yang menetap di Jawa. Masih inget kan di Jawa ada perkampungan orang Melayu sejak jaman Kalingga? Cukup seringnya serangan Sriwijaya ke tanah Jawa mungkin ngebuat kampung itu lama lama makin gede. Nah mungkin beberapa prajurit Sriwijaya ada yang lari kesana.

Waktu berjalan, pasca penyerangan, di wilayah Panangkaran terjadi pergantian pemimpin. Dari Rakai Panangkaran anaknya Sanjaya, ke Rakai Panangkaran yang baru. Dan Rakai Panangkaran yang baru ini ternyata seorang dari dinasti Syailendra. Mungkin setelah tentara Sriwijaya tercerai berai, beberapa perwiranya (yang biasanya mereka ini bangsawan) berhasil masuk ke masyarakat, dan jadi orang terpandang.

Naiknya Rakai Panangkaran dari dinasti Syailendra ini punya efek domino. Setelah kekuasaan Sanjaya mulai lemah karena berbagai faktor, Rakai Panangkaran punya ambisi untuk naik tahta.

Akhirnya -entah cara apa yang dia tempuh, berdarah atau enggak- Rakai Panangkaran bisa naik tahta jadi Raja Medang kedua dengan gelar Rakai Panangkaran Dyah Pancapana. Ya setelah naik tahta dia dipanggil Dyah Pancapana.

Akhirnya, agama Hindu yang dianut Sanjaya mulai ilang pengaruhnya di Kerajaan. Diganti sama agama Buddha yang jadi ciri khas Dinasti Syailendra. Mulai tuh candi candi dan bangunan bangunan bercorak Buddha dibangun di masa Dyah Pancapana. Panggilan Raja juga berubah. Dulu Sanjaya dipanggil "Sang Ratu", sekarang Dyah Pancapana dipanggil "Sri Maharaja".

Karena prestasi Dyah Pancapana cukup besar dengan berhasil naklukin Medang, akhirnya dia dapet gelar pujian yaitu Syailendra Wangsa Tilaka yang artinya "Permata Dinasti Syailendra". Dan kedepannya, Dinasti Syailendra deh yang nguasain Kerajaan Medang. 

Terus apakah Dinasti Sanjaya bakal bangkit lagi? Kapan mereka kembali nguasain Medang? Kita ketemu di artikel depan ya. Stay with me, we'll talk soon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun