Mohon tunggu...
pintukata
pintukata Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis Bebas.

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku Melihatmu Apa Adanya, Itu Saja!

3 Januari 2022   17:05 Diperbarui: 3 Januari 2022   17:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

I me and mine, itu konsep kedirian yang paten menurutku. Bahkan dunia ini kecil dan ndak sebanding dgn apa yang berada di dalam diri kita, kalau kita berjalan ke dalam diri, ada kosmos dan cakrawala yang begitu mengagumkan, aktivitasnya juga lebih sibuk tapi teratur. Bagaimana sel-sel, darah, rangsangan, dan segala organ menopang satu dengan yang lainnya tanpa kita beri perintah secara sadar, bahkan saat kita jatuh cinta berbunga-bunga, jantung berdebar lebih kencang dari biasanya.

Diri kita juga terdapat banyak lapisan dimensi, paling sederhana yang bisa kita tangkap dan persepsikan itu adalah rohani, di mana yang aku maksud dgn hati nurani (yang bercahaya) bukan hati dalam istilah psikologi, liver, kalau pusat kehidupan jasmani itu berada di jantung, makanya ada istilah gagal jantung lalu meninggal. Kalau pusat kehidupan rohani itu di hatinya, kalau hatinya redup atau gelap, hidupnya bisa dipastikan gelap, bahkan meskipun secara jasmani dia masih hidup, dia masih belum paripurna hidupnya sebagai manusia.

Kok aku ngerasa muter-muter jelasin "bukan berarti aku tidak menjadi diriku sendiri, tapi ndak ada salahnya kita menghormati lawan bicara"  ngga papa, biasanya hubungan terlihat mesra kalau sambil lalu jalan-jalan dulu, menikmati sekitar.

Lanjut yaa, begini, menghormati lawan bicara itu memang, pertama dan paling utama kita harus sadar siapa kita, aku, kamu, dan orang lain. Dan tidak menjadi diri sendiri itu yang aku maksud seperti citra diri yang telah sengaja dipoles sedemikian rupa, sehingga lawan bicara sulit menerka kalau itu kita, istilah lainnya yaitu pencitraan. Apalagi kalau pencitraan itu dgn tujuan tertentu, dan tujuan paling sadis di dunia ini, 'memakan bangkai orang lain' artinya, menindih, menjatuhkan, memadamkan, membinasakan orang lain, demi meraup derajat diri sendiri. Itu ituu sangat sangat buruk dan hina.

Menghormati, rispek dan punya rasa hormat bukanlah rasa takut dan terpesona dengan orang lain, kalo menurut akar katanya (respicere: melihat) itu merupakan kemampuan kita melihat orang sebagaimana adanya, menyadari individualitasnya yang begitu unik, ia juga berarti kepedulian bahwa orang lain perlu tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya, implikasinya itu tidak adanya eksploitasi antara kita. Justru kalo kita terapkan, komunikasi akan terasa begitu indah dan apa adanya loo, kabar baiknya, sebab nuansanya kebaikan, polanya selalu siklikal dan timbal balik, karena dasarnya adalah cinta, pengorbanan itu ndak berharga sama sekali. Saat kita merasa bahwa kita telah berkorban maka itu bukanlah.

Ini aku coba ajak kalian mengitari taman-taman kata dulu ya, harapannya kelak kalian bisa memetik bunga makna dan membawanya ke rumah kalian, hati kalian, biar dengan sendirinya orang lain menikmati semerbak harumnya dan kelembutan kelopak bunganya.

Ada lirik lagu seperti ini: maybe one day when you finally find what you want, and you ready to open your heart to anyone, don't push people away again, it's easier I know, but it's also very lonely...

Iya, betul mereka, kita juga pasti menemui kesepiannya, dan kesepian tak perlu kita cemasi, sebab dia juga teman kita, segala bentuk emosi dan perasaan itu sahabat kita, yuk kita temui mereka, ngobrol dan duduk bersama. tinggal apakah kita siap memeliharanya atau kita malah justru dipelihara oleh mereka. (Aku ndak memakai kata mengatur, sebab kata mengatur lebih dominatif dan otoriter, padahal semua itu sahabat kita)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun