Mohon tunggu...
pintukata
pintukata Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis Bebas.

-

Selanjutnya

Tutup

Diary

Publisitas

30 November 2021   15:05 Diperbarui: 30 November 2021   16:08 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ternyata publisitas itu juga penting agar sejarah mencatat peran kita di muka bumi, terlepas realitas hidup kita digilas oleh kacaunya modernitas. Kesadaran itu sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun implementasinya masih ragu-ragu. 

Padahal --meminjam istilah filosofis yang sering ku dengar---aku menulis tapi bukan aku, aku berpikir tapi bukan pula aku, aku berjalan tapi bukan lagi aku, aku makan tapi bukan aku yang butuh makanan, lalu siapa yang engkau cintai? Diriku atau aku?

Maka ringan saja, jika punya keyakinan seperti itu. Bahwa sejatinya yang ada dan melekat pada diri kita, bukanlah kita. Lebih dalam lagi, kemana kah kita? Bukankah kita ini memang tiada, lalu diada-adakan oleh yang sejatinya ada.

Temukan dirimu, maka Anda akan menemukan Tuhanmu, sebaliknya temukan Tuhanmu maka engkau lambat laun akan mengerti tentang dirimu. Entah dari sudut pandang siapa sejatinya dirimu, apa bentukmu, dan bagaimana peranmu.

Pernyataan-pernyataan di atas memang terlampau mengada-ada. Tapi aku berharap sebagian orang bisa memaknai apa yang aku kemukakan.

Tapi menarik juga ya, menulis. Para pendahulu kita, menulis segala yang mereka alami dengan pena dan kertas. Setelah berangsur lama peradaban yang sangat dialektis dan dinamis, revolusi demi revolusi kita lewati, sampai yang paling muktahir, revolusi 4.0. 

Di mana kita diperkenalkan pada sebuah teknologi yang bernama Artificial Intellegence. Entah ini mahkluk halus macam apa, aku belum memahami betapa lunak dan halusnya temuan tersebut.

Anda bisa meluapkan emosi dalam sebuah tulisan, Anda menuangkan temuan juga dalam bentuk tulisan, sebuah karya dikenang karena ada dalam bentuk tulisan, oretan, gambar, atau monumen.

Menulis bukan hanya melatih Anda memperkaya pembendaharaan kata, tapi juga mengasah bagaimana berpikir secara runtun dan berpola. Bagiku pribadi itu sangat sulit jika tidak diawali dengan latihan dan konsistensi. 

Ala bisa karena terbiasa. Pembiasaan perlu, bahkan itu menjadi kebutuhan apabila hal itu merupakan sesuatu yang baik yang memiliki dampak positif bagi perkembangan diri.

Bila ditarik pada sudut pandang lain, kegiatan menulis ini, aku persepsikan sebagai amalku semasa hidup. Terlepas nilai dalam tulisan ini baik atau buruk, aku rasa itu di luar dari kendali para author. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun