Walau tinggi, namun peraihan elektabilitas Jokowi saat ini masih sangat dipengaruhi oleh stabilitas ekonomi dan politik tanah air.
"Stabilitas suatu negara tergantung dari kesiapan setiap warga negara untuk mendelegasikan hak-haknya pada orang lain." ~ Mahatma Gandhi.
***
Memasuki pertengahan minggu waktu pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden, baik kubu Jokowi maupun Prabowo masih saling menahan diri. Bila Jokowi sudah mempersiapkan diri -- walau belum mau mengumumkan nama pendampingnya, di kubu Prabowo, siapa calon presiden yang akan diusung pun masih simpang siur.
Banyak pihak menilai, kontestasi pemilihan presiden tahun depan memang sangat berbeda dengan 2014 lalu. Munculnya kekuatan massa Islam, polarisasi masyarakat, dan gencarnya berbagai pihak yang kerap memutarbalikkan fakta di media sosial, membuat kondisi stabilitas tanah air terlihat rawan gangguan.
Situasi ini juga diperkeruh dengan semakin tidak menentunya stabilitas ekonomi dalam negeri akibat terus menerus terimbas pelemahan ekonomi global, terutama dari perekonomian AS dan Tiongkok. Beberapa faktor tersebut, menurut Ekonom Singapura Charu Chanana membuat posisi Jokowi masih rentan untuk ditaklukkan.
Walau di atas kertas berbagai survei elektabilitas Jokowi yang tinggi melampaui rival beratnya, Prabowo. Namun menurut Peneliti Senior LIPI Syamsuddin Haris, elektabilitas Jokowi yang berdasarkan survei LIPI sebesar 58 persen, memang masih rentan. Terutama bila capres dan cawapres yang bertarung nanti lebih dari dua orang.
Di sisi lain, banyaknya massa mengambang (swing votters) yang hampir mencapai sekitar 30 hingga 40 persen, memberikan keuntungan tersendiri bagi oposisi. Artinya, walau posisi elektabilitas Prabowo kini hanya berkisar 22,9 persen, namun dengan adanya massa mengambang tersebut situasinya masih sangat bisa berubah.
Seperti yang dikatakan oleh Chanana sebelumnya, kemenangan Jokowi sebenarnya sangat bergantung dari bagaimana Pemerintah mengatasi berbagai persoalan yang telah dijabarkan di atas. Walau didukung oleh banyak partai politik, namun bisakah Pemerintahan Jokowi meyakinkan rakyat agar tetap memilihnya kembali?
Tantangan Ekonomi dan Stabilitas Nasional