Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kratologi TGB Dukung Jokowi

16 Juli 2018   10:18 Diperbarui: 16 Juli 2018   10:34 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dukungan Gubernur NTB Zainul Majdi menuai polemik. Walau berisiko terkena sanksi dari Demokrat, namun Tuan Guru Bajang mengaku siap menerimanya.

"Kesempurnaan moral datang dari kebiasaan, melakukannya disetiap tindakan, mengerjakan hal-hal yang menenangkan, dan berani menerima risiko." ~ Aristoteles

Dalam bukunya, Etika Nikomakea, Aristoteles menuliskan bahwa etika kebajikan berpusat pada watak, karena hanya melalui tindakan baik yang akan membangun watak menjadi baik pula. Etika yang dikenal sebagai teleologis ini, juga menyatakan kalau orang bijak biasanya akan melakukan tindakan-tindakan berani dan bersedia menerima risiko.

Merujuk pada pernyataan Aristoteles ini, tindakan berani Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH. M. Zainul Majdi yang berbeda pilihan dan bersedia menerima risiko dari partainya, mungkin juga dapat dimasukkan sebagai seseorang dengan kategori yang memiliki etika kebijakan moral dari filsuf klasik Yunani di atas.

Sebagai salah satu anggota Majelis Tinggi Demokrat, pria yang dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) ini, dianggap telah melanggar etika politik partainya karena berani menyatakan dukungan pada Jokowi di Pemilihan Presiden mendatang. Padahal hingga kini, Partai Demokrat belum menetapkan dukungannya pada calon presiden manapun.

Pinterpolitik.com
Pinterpolitik.com
Pernyataan terbuka TGB juga menimbulkan kontroversi, sebab sebelumnya ia merupakan salah satu tim pemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2014 lalu. Bahkan Persaudaraan Alumni (PA) 212, langsung mencoret namanya dari daftar rekomendasi capres pilihan mereka.

Walau terancam sanksi partai dan dijauhi para ulama pendukung PA 212, termasuk mendapatkan kritik pedas dari Dewan Penasihat PA 212 Amien Rais, namun TGB mengaku dirinya mendukung Jokowi atas dasar pertimbangan akal sehat dan demi kemaslahatan masyarakat yang dipimpinnya.

Baginya, sangat logis bila Jokowi mendapatkan kesempatan sebagai presiden selama dua periode agar pembangunan infrastruktur yang kini masih dalam taraf pengerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Namun di sisi lain, tak sedikit yang menyangsikan alasan tersebut dan menduga kalau TGB hanya ingin mengincar kursi cawapres Jokowi semata.

Kratologi dan Realitas Politik

"Tindakan politik harus menekankan pada moralitas, sebab tidak ada manusia yang bisa mencapai kebenaran hakiki." ~ Plato

Bila melihat dari sudut pandang etika politik, tindakan TGB yang melangkahi keputusan partai memang dapat dikatakan sebagai sebuah kesalahan. Namun dalam alam demokrasi, keputusan pribadinya ini juga tak bisa begitu saja dipersalahkan. Apalagi, TGB pun memahami konsekuensi yang harus dihadapinya.

Hingga kini pun, Demokrat sendiri belum memutuskan akan memberi sanksi atau tidak pada TGB. Selain menghormati pilihan pribadi TGB, Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga mengaku pemberian sanksi belum dapat dilakukan karena partai juga belum memutuskan siapa yang akan didukung di Pilpres nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun