Mohon tunggu...
Reza Pamungkas
Reza Pamungkas Mohon Tunggu... Jurnalis -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dramaturgi Kekalahan Gerindra

10 Juli 2018   14:36 Diperbarui: 10 Juli 2018   14:52 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil hitung suara resmi KPU telah keluar, namun Gerindra dikabarkan akan menggugat KPU atas beberapa kekalahan yang dialaminya. Prabowo melakukan dramaturgi politik?

PinterPolitik.com

"Dalam demokrasi, seseorang yang gagal berkuasa dapat selalu menghibur dirinya dengan pemikiran akan adanya tidakadilan." ~ Thucydides

Sebagai seorang sejarawan Yunani Kuno, Thucydides yang mendapat julukan sebagai "Bapak Sejarah Ilmiah" dikenal sebagai orang yang anti-demokrasi akibat pandangan-pandangan realistisnya. Penulis buku History of the Peloponnesian War ini juga sosok yang lebih percaya pada kekuatan, dibanding kebenaran.

Meski begitu, perkataan saksi mata Perang Sparta yang bersejarah di atas, faktanya masih tetap lekang selama berabad-abad. Sebab hampir di setiap kontestasi politik di berbagai negara, pasti akan ada pihak-pihak yang tidak dapat bersikap sportif menerima kekalahannya, tak terkecuali di tanah air.

Setelah menunggu sekitar dua minggu, akhirnya hasil penghitungan suara resmi (real count) Pilkada Serentak lalu diumumkan oleh KPU. Hasil tersebut memperlihatkan hasil yang tak jauh berbeda dengan hasil penghitungan cepat (quick count) dari sejumlah lembaga survei yang telah lebih dahulu beredar.

Termasuk penghitungan suara di Pilgub Jawa Barat yang mengukuhkan kemenangan pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) dengan perolehan 32,88 persen atas Sudrajat dan Syaikhu (Asyik) yang meraih 28,74 persen. Hasil ini juga diperkuat oleh hasil penghitungan internal PKS yang memperlihatkan selisih suara sebesar 4,14 persen.

Namun bila PKS akhirnya secara suportif mengakui kekalahan pihaknya, tidak begitu dengan Gerindra. Prabowo Subianto sebagai ketua umum, mengatakan kalau ia yakin Jabar dimenangkan oleh Pasangan Asyik. Menurutnya, kemenangan Rindu tak lain disebabkan oleh kecurangan yang ia ibaratkan sebagai "Tuyul pun ikut mencoblos".

Tudingan Prabowo ini, tak hanya ia lontarkan atas kekalahan di Jabar saja, tapi juga di sejumlah wilayah lainnya, seperti di Jateng dan Jatim. Seperti yang banyak diberitakan, calon yang didukung Gerindra di Jateng yaitu Sudirman Said dan Ida Fauziah, serta Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Jatim, juga mengalami kekalahan.

Sikap tidak menerima kekalahan Prabowo ini, mengingatkan kembali pada sikapnya yang sama saat Pilpres 2014 lalu. Kala itu, Prabowo bersama Hatta Rajasa menggugat kemenangan Jokowi -- Jusuf Kalla ke Mahkamah Konstitusi. Sayangnya, gugatan tersebut ditolak karena Gerindra tak mampu memberikan data dan bukti yang diperlukan.

Sikap Prabowo ini akhirnya menciptakan polarisasi besar antara pendukung Prabowo dan Jokowi, bahkan hingga kini. Sehingga tak heran, bila kekalahan Prabowo diibaratkan sebagai dramaturgi perpolitikan tanah air. Jadi, apakah sikap tidak menerima kekalahannya kali ini, juga merupakan upaya mempertahankan persepsi para pendukung?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun