Mohon tunggu...
Pinkan Kurnia
Pinkan Kurnia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mudik Asyik Terkendali

16 Juni 2017   14:44 Diperbarui: 16 Juni 2017   15:06 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tinggal menghitung hari ketika perusahaan memberikan cuti massal di 3 hari sebelum hari H. Jalur ke arah timur pun sudah banyak terpantau dan terprediksi akan ramainya jalur mudik jika makin mendekati di saat moment lebaran.  Tak terkecuali saya dan beberapa rekan kerja yang dengan setia selalu memantau untuk memastikan transportasi yang siap kami jadikan pilihan untuk mudik dengan selamat. Riuh informasi dari petugas safety di perusahaan pun tidak mau kalah dalam memberikan beberapa tips mudik yang tersebar di berbagai daerah. Entah menggunakan transportasi darat, laut maupun udara.

Bagi saya, saat beberapa tahun lalu mudik itu harus cerdas dan saya pastikan selalu siap untuk mudik karena membuatnya sesimple mungkin. Dalam hampir kurun 2 tahun terakhir pilihan saya jatuh menggunakan alat transportasi udara. Namun, adanya perubahan status dalam hidup saya yang saat ini berkeluarga tentunya bukan hal yang mudah  untuk dapat lagi memilih pesawat sebagai pilihan terbaik. Adanya tingkat perekonomian yang semakin lama semakin naik memaksa saya untuk tetap cerdas dalam melakukan penghematan ketika mudik. Mungkin saat ini kereta api adalah alternatif solusi ketika kami ingin mudik dalam keadaan tenang, nyaman, dan aman. Namun, kenyataanya lagi -- lagi naiknya tingkat penggunaan kereta api sebagai salah satu solusi mudik, harus membuat kami selalu kehabisan tiket disaat-saat momen lebaran tiba. Mengacu pada data yang di informasikan oleh kementrian perhubungan mengenai prediksi tingkat penggunaan transportasi mudik, kereta api memang naik 7,16% menduduki tingkat kedua setelah pesawat sebagai alternatif utama bagi masyarakat yang sifatnya sebagai kalangan menengah ke atas.

                                                                

Mengapa saya berasumsi kalangan menengah atas? Sebab, baru 3 bulan sebelum lebaran saja harga tiket pesawat sudah melambung sangat tinggi hampir 3x lipat. Contohnya saja saya yang biasa mudik dari Jakarta -- Semarang biasanya hanya di kisaran 300.000 hingga 400.000 untuk satu tiket dewasa, ini pun sudah menjadi pilihan yang paling ekonomis. Tentunya mencari maskapai yang ekonomis, namun tetap aman secara branded yang dimiliki oleh maskapai. Nah, jika mendekati lebaran harga tiket sudah sangat fantastis di garis batas paling minimal 900.000 ribu untuk per tiketnya. Dapat dilihat di harga tiket di atas naiknya harga tiket pesawat saat lebaran. Tentunya ini bukan hal yang mudah bagi masayarakat umum dapat mencapai di angka tersebut jika membawa serta seluruh keluarga inti untuk mudik, Kecuali jika memang sudah berniat mengumpulkan uang jauh -- jauh hari atau mungkin benar-benar tidak bosan mencari harga promo di setiap harinya. Memang saya akui pilihan pesawat memang alternatif paling dicari ketika kita tidak ingin susah -- susah mengantri karena macet dan ingin segera sampai tujuan.

Nah, finally pilihan saya terakhir jatuh pada kendaraan transportasi pribadi yaitu mobil. Meski adanya prediksi pertumbuhan transportasi pribadi untuk mobil makin tahun makin naik, namun tidak lah mungkin jika dinas perhubungan tidak memikirkan adanya beberapa peralihan jalan altenatif bagi pengendara mobil. Masih teringat di benak saya ketika tragedy Brexit tahun 2016 lalu dimana menewaskan belasan warga yang terkena macet selama hampir 3 hari 2 malam.

Kendaraan mengular 18 kilomter di tol pejagan -- pemalang ruas pejagan Brebes Timur, Jumat(1/7/2016). (Kristianto Purnomo/Kompas.com)
Kendaraan mengular 18 kilomter di tol pejagan -- pemalang ruas pejagan Brebes Timur, Jumat(1/7/2016). (Kristianto Purnomo/Kompas.com)
Banyak factor yang menjadi alasan adanya kemacetan super ini, misalkan dimana pintu tol Brebes Timur tidak didesain sebagai pintu keluar akhir. Jumlah lajur dan gerbangnya terbatas, sehingga terjadi penyumbatan arus. Dan penyebab lainnya, yaitu akses keluar pintu Tol Brebes Timur yang langsung bertemu dengan jalan nasional dengan lalu lintas padat. Nah, kali ini beberapa alternatif solusi diberikan oleh dinas perhubungan yang bertujuan agar tidak terjadi lagi tragedi brexit seperti tahun lalu. Adanya rencana fungsional jalan tol Brebes -- Semarang dinas perhubungan memberikan alternatif seperti adanya pembatasan kecepatan di ruas tol Cipali, penempatan petugas di akses keluar tol Kanci dan adanya Informasi VMS sebelum gerbang cikarut dan dilaksanakan pengalihan arus lalu lintas melalui akses keluar tol Cikampek, akses keluar tol Palimanan dan akses keluar tol Kanci.

vms-59438a4b0dd91b2bb506cee2.jpg
vms-59438a4b0dd91b2bb506cee2.jpg
Variable Message Sign(VMS) merupakan perangkat kontrol lalu lintas yang dapat menampilkan satu atau lebih pesan kepada pengguna jalan. Fungsi VMS secara umum adalah untuk menyampaikan informasi peringatan, larangan, perintah dan petunjuk. Selain itu, VMS juga diaplikasikan untuk kebutuhan Manajemen Lalu Lintas. Nah untuk para mudiker saya yakin tahun ini sekalipun mudik dengan mobil pun sudah banyak beberapa alternatif solusi yang memberikan keamanan dan kelancaran bagi pengguna jalan.

Mungkin sedikit saran dari saya bagi mudiker yang akan mudik dengan menggunakan mobil, meskipun di sisi lain mudik dengan mobil juga menimbulkan risiko stres karena macet yang panjang akibat padatnya arus mudik lebaran. Sehingga tidak jarang, untuk menghindari kemacetan panjang saat arus mudik, saya sarankan agar dapat mudik pada 3 hari sebelum lebaran atau pasca Lebaran. Nah mudiker, agar tahun ini mudik terasa nyaman dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, ada baiknya pula jika menyiapkan barang-barang penting untuk perjalanan mudik seperti yang biasa saya lakukan.

Seperti biasa dalam jangka waktu 1 minggu sebelum saya mudik dengan keluarga sudah menjadi kewajiban saya untuk selalu cek dan control semua kelayakan  mesin mobil maupun semua kelengkapannya. Contohnya :

  • Ban serep dan dongkrak, ini merupakan simbiosis mutualisme karena berlaku untuk kedua benda ini. Jadi pastikan selalu ada 2 benda ini di dalam mobil untuk mengatasi pecah ban bocor di jalan.
  • Toolkit, dimana ini akan sangat dibutuhkan jika mesin mobil terkena masalah di tengah perjalanan mudik.
  • Charger Mobil, mungkin ini adalah barang berharga yang wajib ikut serta sebab kebutuhan manusia akan smartphone sudah menjadi hal yang utama, terlebih lagi ada smartphone yang memiliki fitur goggle map dalam menunjang aktivitas dalam berkendara saat mudik tentu akan menghabiskan lebih banyak baterai.
  • Kotak P3K, ini pun jadi hal yang utama buat saya sebab saya membawa serta anak saya yang masih berusia 2 th, sehingga seperti minyak kayu putih, balsam, tolak angina, maupun lainnya missal obat magh tentu menjadi langkah antisipasi terhadap hal yang tidak terduga.
  • Kunci Setir, tentunya ini menyakut keamanan bagi kami, apalagi disaat tingginya angka pencurian disaat lebaran, sekalipun tempat yang kita singgahi sepertinya aman, namun ini menjadi point agar kita tetap waspada.
  • Pemilihan Bahan Bakar, saya selalu memilih menggunakan bahan bakar yang sesuai kebutuhan mobil saya, sebab ini untuk optimalisasi pembakaran. Terkadang saya harus memperhitungkan dengan cermat kapan, di lokasi mana saya harus kembali mengisi bahan bakar.
  • Penggantian Oli Rem Dan Menjaga Tekanan Ban, lakukan pergantian oli rem secara teratur. Ini dapat menjaga kualitas pengereman yang efisien. Jaga Tekanan Ban,tekanan ban kurang 20% berarti kendaraan akan 10% lebih boros.                                                                                                                 Mungkin, kira -- kira seperti itu persiapan yang biasa saya lakukan sebelum kami beraksi di medan tempur yang penuh dengan tantangan yang tidak dapat disangka-sangka. Tapi setidaknya saya dan keluarga dapat mudik dengan nyaman dan pastinya medan tempur dapat kami kendalikan dengan baik. Sehingga kami pun siap untuk mudik.

         

Nah kali ini saya akan bagikan sedikit masukan dari saya jika para mudiker melakukan perjalanan dengan membawa serta anak, biasanya saya akan menyulap bagian belakang kursi mobil saya menjadi kasur yang dapat menjadi tempat tidur anak saya. Dengan sedikit bantal dan selimut di setiap sisi pintu agar anak tetap merasa nyaman dan tidak mudah terbentur saat menghadapi goncangan di tengah jalan. Apapun jenis mobil yang digunakan sebaiknya anak- anak duduk di kursi baris kedua demi keselamatan dan jangan biarkan mereka duduk di kursi depan sebab jika mereka bosan maka dengan cepat mereka akan mengganggu konsentrasi dalam mengemudi. Selain itu manfaatkan fitur keselamatan dengan memastikan bahwa jendela belakang terkontrol dari kemudi depan, sehingga dapat mengaktifkan child lock baik untuk jendela maupun pintu belakang agar tidak mudah dimainkan anak. Beberapa koleksi music dan film anak -- anak juga diperlukan jika anak mulai jenuh dengan perjalanan yang panjang. Jika semua ini sudah dapat disiapkan dengan baik maka mudik pun akan terasa asyik dan dapat terkendali dengan baik. So? Para mudiker siap untuk mudik yuk....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun