Mohon tunggu...
Pingky Margaretha
Pingky Margaretha Mohon Tunggu... -

Hanya seorang gadis kecil dengan sejuta harapan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Generasi Menunduk Mulai Mewabah

12 Desember 2016   22:53 Diperbarui: 12 Desember 2016   23:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hallo Sobat Blogger, tau kah kalian arti dari ‘Generasi Menunduk’? Dan tau kah kalian bahwa sekarang ini kita sedang berada di zaman dimana kita para generasi muda sedang terkena penyakit gadget? Dan karena adanya penyakit itu, ada julukan baru yang keluar bahwa kalangan para generasi saat ini mendapat julukan sebagai ‘generasi menunduk’.

Julukan itu sebenarnya adalah sebuah peringatan untuk kita para generasi muda saat ini yang lagi tergila-gila bermain gadget atau telephone genggam. Dimana keadaan itu ditandai dengan kebiasaan kita menundukkan kepala saat kita sedang asyik bermain gadget kita.

Untuk mereka yang sedang terkena penyakit ini rela untuk menghabiskan waktu mereka untuk bermain gadget, bahkan hampir disetiap kegiatan mereka tidak pernah terlepas dari telephone genggam mereka. Itu terjadi dari mereka bangun pagi sampai mereka kembali tidur malam dan gadget selalu ada ditangannya. Betul tidak?

Yang kita tau bahwa saat ini gadget (telephone pintar) seperti tablet, notebook, laptop, dan sebagainya memang semakin canggih bukan? Dimana mereka menawarkan banyak applikasi yang beragam dan sangat menarik. Dan meskipun applikasi yang ditawarkan bersifat tidak baik nyatanya mereka tetap memakainya. Jadi tidak heran kalau banyak generasi muda saat ini yang sangat ketagihan untuk memegang gadgetnya secara terus-menerus.

Generasi Menunduk saat ini sebenarnya melihatkan bahwa generasi muda sudah dapat melihat akan dunia teknologi. Dan menurut saya itu adalah sebuah kabar baik, dalam arti bahwa generasi muda saat ini tidak lagi ketinggalan zaman. Tapi yang jadi masalah saat ini adalah ketika dunia teknologi semakin maju disitulah kepedulian social bagi generasi muda dengan daerah lingkungan sekitarnya semakin sangat berkurang. Dimana ini terjadi karena kurangnya komunikasi secara langsung kepada orang-orang dekat sangat berkurang dan kedekatan dengan orang-orang didunia maya tidak berlanjut baik. Maka dari situlah bisa terjadi sebuah perpecahan antar generasi muda. Apakah Sobat Blogger merasakannya?

Dimana setiap kita bertemu dengan orang lain, menjadi sebuah kebiasaan untuk saling menegur meskipun kita tidak mengenal orang tersebut. Tetapi suasana saat itu sudah asing kita lihat dan rasakan ketika generasi menunduk mulai mewabah di generasi muda saat ini. Dimana generasi muda saat ini sudah bersifat acuh tak acuh ketika mereka sedang sibuk memainkan gadget mereka meskipun mereka dekat dengan yang lain. Sadarkah kalian Sobat Blogger?

Pada saat seperti ini ada banyak orang mengatakan bahwa gadget mampu mendekatkan yang jauh disana tetapi menjauhkan yang dekat disini.Dan itu terjadi karna tanpa sadar kita sudah banyak mengabaikan orang-orang yang berada disekitar kita.
Dan agar kita lebih memahami lagi saya sudah mengadakan tanya jawab dengan seorang teman saya dan seorang rekan saya yang merupakan sebuah mahasiswa psikologi di sebuah Universitas Jakarta.

Saat ini saya mengadakan tanya jawab dengan Claresta seorang mahasiswa dari LSPR yang merupakan sahabat saya alasan saya memilih dia karna saya tau bahwa dia sangat suka bermain gadget. Menurut dia sebenarnya bermain gadget tidak menjadi masalah jika kita tau porsi kita dan di mengakui bahwa dia sangat terobsesi dengan gadget dia. Itu dikarena kan applikasi yang semakin canggih bahkan fitur yang diberikan semakin menarik. 

Bahkan dia mengatakan bahwa akibat dia sering memaikan gadget dia cukup merasa jauh dengan keluarga bahkan orangtuanya. Saat ini dia hanya tanya kabar dengan orangtuanya lewat social media dimana padahal dia satu rumah dengan orangtuanya. Tetapi dibalik semua itu dia bersyukur dengan adanya teknologi semakin canggih dimana dia bisa bertemu kembali dengan teman-teman masa SD, SMP bahkan teman-teman dia yang berada jauh disana. Dan dia juga mengatakan bahwa memang ini adalah abad kecepatan dimana semua orang dituntut untuk cepat dan tanggap dalam menghadapi generasi menunduk saat ini.

Dan sekarang saya mengadakan sebuah tanya jawab dengan Kak Stefanus adalah seorang mahasiswa Psikologi semester 6 di Universitas Indonesia alasan saya memilih dia adalah karna saya melihat bahwa dia mengerti bahwa generasi menunduk benar sudah mewabah. Maka dari itu menurut dia memang benar sekali generasi ini adalah generasi teknologi. Tidak ada satu orangpun yang tidak mengerti tentang teknologi. Untuk mereka yang tidak mengerti teknologi bisa disebut kudet alias kurang update. Kita bisa lihat saat ini bukan hanya generasi muda saja yang pintar bermain gadget bahwa para orangtuapun sudah mulai bermain gadget bahkan mereka sudah mulai mengerti. 

Dan menurut dia itu tidak menjadi masalah yang besar ketika teknologi mulai berkembang tapi yang menjadi masalah adalah dimana kita menyalahgunakan teknoogi tersebut untuk hal yang tidak baik. Generasi ini harusnya semakin pintar melihat mana yang baik dan mana yang kurang baik, jangan yang tidak baik dibanyakin yang baik malah dihilangin malu sama abad. Dan dia mengingatkan kepada para generasi teknologi saat ini untuk pintar menggunakan gadget, jangan jadi hambah gadget tapi jadikan gadget sebagai hambah mereka yang menyediakan semua yang kita inginkan. Batasi pemakaian bermain gadget, mulai berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang didekat kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun