Mohon tunggu...
Piccolo
Piccolo Mohon Tunggu... Hoteliers - Orang biasa

Cuma seorang ibu biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tujuh Butir Kurma dan Air Madu Hangat untuk Umi

15 April 2021   20:28 Diperbarui: 15 April 2021   20:58 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Umi mencabik-cabik hatiku dengan kata-kata yang disampaikannya sambil tersenyum.

Aku menuntun Umi mengucapkan laa ilaha illaaallah.

Pulanglah Umi. Abi sudah menjemputmu untuk membawamu ke surga. Cintamu pada kami sudah membuatmu begitu kuat.Jika kau lelah, tidurlah. 

Fatimah Zahratunnisa. Kudukakan nama yang tertulis di atas nisan itu.

***

Aku mendatangi warung itu. Tempat dimana aku menggadaikan akhiratku demi Umi. Kutemui pemilik warung tersebut, mengakui apa yang sudah aku lakukan. Aku mengakuinya bukan hanya karena amanah Umi. Terlebih karena aku tak ingin Umi-ku disiksa di akhirat karena gagal menuntunku melakukan yang baik di dunia ini.

Fatimah Zahratunnisa....

Jatuh cinta pertamaku. Semoga nakalku tak menjadi sumber siksa kuburmu. Ramadhan ini kita berpisah. Insyaallah, satu Ramadhan kelak, kita bertemu di firdaus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun