Aku berbicara pada kursi kosong di hadapanku
Mungkin dia paham
Mungkin dia juga sama sepertiku
Kami menunggu seseorang untuk datang
Entah untuk berbagi atau sekedar mampir
Setidaknya kami siap memberikan tempat, untuk hati yang patah, jiwa yang lelah, dan sukma yang meronta
Siapa yang bisa lebih sabar dari kursi kosong di hadapanku?
Aku biarkan nuraniku disapanya
Ternyata pedih yang dia bagi untukku
Sudahlah, aku tak lagi bisa menahan luapan sedihmu
Senandungmu terdengar seperti rintihan di telingaku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!