Langkah kakimu seperti petir. Menakutkan separuh isi bumi. Angkuh lehermu yang selalu menadah keatas, seolah menantang matahari
Egomu melangit. Karsamu mengakar membumi.
Sering kau lupa bahwa kakimu berpijak di tanah penuh debu
Kau kangkangi Sang Gusti Agung
Kuasamu seolah melebihi Sang Esa. Kau selalu berpikir, kau Maha diatas Sang Maha
Bahkan kau tak ragu untuk menyakini bahwa bumi berputar atas perintahmu
Wahai jiwa penuh syirik
Tunduklah pada pencipta teduhnya firdaus
Bahkan tiap tarik napasmu, DIA yang sudah memompa jantungmu
Bukankah sebelum hari lahirmu kau tak pernah ada?
Lalu mengapa harus mendahului yang lebih paham tentang bumi ini
Mengapa berpura-pura seolah paling mengerti tentang hidup?
Bukankah kenyataan terlihat lebih nyata ketimbang isi kepalamu?
Atau
Kau masih mau berdebat tentang teori evolusi bumi?