Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peri Salju yang Kesepian

26 Desember 2015   23:01 Diperbarui: 27 Desember 2015   08:28 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peri Salju menghitung bulir demi bulir salju yang jatuh deras dari langit malam ke atas hutan pinus, berharap bisa menangkal rasa sepinya. Tapi sepertinya tidak berhasil. Bahkan hutan yang biasa semarak oleh celoteh makhluk-makhluk malam kali ini begitu senyap.

Dia lalu terbang mengitari hutan. Di bawah terlihat boneka salju yang manis. Bentuknya sebenarnya biasa saja. Terbuat dari dua bola salju besar. Namun pembuatnya punya imajinasi bagus. Boneka itu didandani dengan topi, syal, dasi dan beberapa buah sayur seperti wortel dan kentang yang disemat-disana sini.

Peri salju pun mendekat, mengambil bedak sihir dan menaburkannya.

Ajaib! Seketika itu mata boneka salju berkedip, tangannya dari ranting pohon pun bergerak-gerak seperti makhluk hidup.

“Mengapa kamu membangunkanku?”tanyanya dengan nada menyesal.

“Aku butuh teman berbincang-bincang…”

“Aku lebih suka jadi patung saja.”

“Mengapa..?”

Boneka salju hendak menjawab ketika terdengar raungan mesin motor salju yang mendekat. Semuanya terjadi begitu cepat. Dua motor salju muncul melaju dan salah satunya menyambar boneka salju. Makhluk malang itu pun jadi berantakan.

“Siapa orang bodoh yang meletakkan boneka salju itu di jalan?” umpat salah satu pengendara motor dari kejauhan.

Peri salju pun mengerti. Dia menarik sihirnya dari boneka salju yang sedang mengerang sekarat. Lalu  kembali menghitung bulir-bulir salju dari langit.

 

_______________________

 

ilustrasi gambar dari: www.deviantart.com by Kyatia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun