Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Paus Fransiskus: Jangan Takut Menikah!

23 Oktober 2013   13:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:08 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemimpin Umat Katolik sejagad memberikan pidato yang menarik di Basilika Assisi Vatikan tanggal 4 Oktober lalu. Dia berbicara di depan ribuan orang muda dan memberi motivasi kepada mereka untuk tidak takut memulai keluarga baru dengan pernikahan.

Bagi sebagian besar orang muda di belahan dunia lain terutama di kawasan Eropa dan Amerika Utara, komitmen untuk hidup dalam pernikahan merupakan sebuah dilema tersendiri. Liberalisme yang tajam, kemandirian finansial dan pemujaan terhadap hak-hak individu telah menyeret mereka kedalam gaya hidup yang resisten terhadap ikatan-ikatan sosial. Ikatan pernikahan adalah salah satu ikatan tersebut.

Padahal kita sangat memahami bahwa pernikahan memiliki peran strategis dalam pengembangan kemanusiaan. Pendidikan budi pekerti dan nilai-nilai luhur yang membentuk kualitas seorang manusia pertama kali kita dapatkan di dalam keluarga. Kita pertama kali belajar mengenai kehidupan lewat interaksi kita dengan orang tua, adik kakak dan orang lain dalam keluarga.

Paus sebagaimana rohaniwan dan rohaniwati Katolik memang hidup selibat alias tidak menikah dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk mengabdi kepada Tuhan. Namun kepada orang-orang muda tersebut, Paus Fransiskus memberi penegasan bahwa pernikahan adalah panggilan hidup yang nyata, sama seperti panggilan hidup selibat yang dipilih oleh rohaniwan dan rohaniwati. Lewat pernikahan, dua orang manusia, pria dan wanita menjadi satu dan mereka harus menyadari bahwa kisah cinta mereka adalah panggilan Tuhan. Hal ini membuat mereka harus menjaga hubungan cinta tersebut selamanya.

Dengan segala konsekuensinya, pernikahan memang sering dilihat sebagai sebuah pilihan yang sulit. Apalagi derap irama kehidupan dunia modern terutama di negara-negara maju seringkali mereduksi nilai-nilai pernikahan menjadi sebatas kontrak dan pabrik penghasil anak saja sehingga eksistensi sebuah pernikahan menjadi sangat rapuh. Datang sedikit masalah, ambruk sudah.

Terhadap hal ini, Paus Fransiskus bercerita mengenai keluarga orang tuanya termasuk kakek nenek orang-orang muda yang menjadi audiensnya menikah pada masa yang sangat tidak menguntungkan. Pada masa-masa itu ekonomi sedang ambruk dan bencana kemanusiaan terjadi dimana-mana akibat perang yang berkepanjangan.Namun keluarga-keluarga tersebut tetap bertahan dan berhasil melalui masa-masa krisis karena mereka selalu menyandarkan kehidupan mereka pada penyelenggaraan Tuhan. Kesimpulannya, Paus memberi dorongan kepada orang-orang muda untuk selalu berusaha dan meminta bimbingan Tuhan dalam menjalani hidup apalagi menjalani tahapan hidup yang penting seperti komitmen untuk memasuki pernikahan.

Mungkin memang gejala resisten terhadap pernikahan ini belum sepenuhnya melanda orang muda di Indonesia. Namun bagi beberapa orang muda yang saat ini sedang berada di tengah persimpangan untuk memilih jalan kehidupannya, beberapa nasihat di atas mungkin bisa memberi penguatan.

"Don't be afraid of taking definitive steps, like that of marriage.”

Salam Kompasiana. (PG)

Referensi:

http://www.catholicnews.com/data/stories/cns/1304195.htm

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun