Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kiat Mempersiapkan Materi Analisis Sosial

29 November 2014   23:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:30 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam pelatihan dan pendampingan masyarakat, materi Analisis Sosial (Ansos) merupakan materi yang ampuh digunakan untuk membuka pikiran masyarakat terhadap permasalahan atau isu tertentu. Kemasan materi Ansos dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi pelatihan, dapat dilakukan dengan diskusi grup, animasi, role play dan metode lain, atau kombinasi dari beberapa metode.

Walaupun metodenya variatif, secara garis besar materi Ansos biasa dimulai dari memotret keadaan sosial ekonomi yang hendak digarisbawahi, membedah masalah dan dilanjutkan dengan mencari alternatif solusi. Karena Ansos digunakan untuk untuk pendampingan masyarakat, cara  pembelajarannya pun lebih banyak menggunakan pendekatan andragogi.

Oleh karena itu, mengemas materi Ansos menjadi pekerjaan yang susah-susah gampang. Seorang fasilitator mesti memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap suatu isu terlebih dahulu sebelum merangkai materi yang akan disampaikan kepada audiensnya. Berbekal pengalaman memfasilitasi beberapa pelatihan yang melibatkan masyarakat, saya mencoba berbagi kiat-kiat singkat bagaimana meramu materi Ansos agar sasaran pembelajarannya dapat dicapai dengan maksimal.

Mempersiapkan Materi Pembuka

Sebagai pembuka Ansos pada umumnya fasilitator mempersiapkan materi khusus yang menjadi titik tolak penjelasan-penjelasan selanjutnya. Materi dapat dikemas dalam bentuk dokumenter, presentasi, dan lain-lain yang berisi capture fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Materi pembuka ini dapat menjadi stimulus bagi peserta untuk berpikir lebih jauh  sesuai sasaran materinya. Misalnya untuk kegiatan penyadaran gender fasilitator dapat menggunakan contoh kasus yang mengangkat pandangan mengenai kesetaraan gender yang keliru di tengah masyarakat.

Bedah Masalah

Setelah menggiring peserta/audiens dengan materi pembuka, bagian berikutnya adalah mencari titik-titik permasalahan sebagai inti dari analisis sosialnya. Agar proses menuju gol Ansos lebih efektif, peserta mesti menemukan secara mandiri titik-titik permasalahan tersebut. Peran fasilitator adalah sebagai pemandu proses. Oleh karena itu metode yang paling umum digunakan adalah diskusi grup. Jika waktu dan peserta terbatas, fasilitator dapat menggunakan cara fasilitasi dua arah, atau ceramah interaktif dengan peserta. Sebagai contoh, setelah fasilitator memberikan contoh kasus pada materi pembuka, peserta diajak untuk berpikir bersama dan mengemukakan pendapat. Pertanyaan pemandunya misalnya seperti ini: 1) Apa masalah-masalah yang ada pada contoh kasus yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari peserta? 2) Ancaman-ancaman apa yang terjadi dengan masalah tersebut? Setelah itu peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan hasil pikirannya. Semakin dalam dan semakin kaya hasil bedah masalah yang diperoleh semakin baik untuk pengantar materi selanjutnya. Tugas fasilitator adalah  menjadi koordinator dari lalu lintas diskusi, menjadi jembatan jika terjadi perbedaan pikiran dan menyimpulkan hasil diskusi tersebut.  Oleh karena itu untuk menguasai bagian ini dengan baik, fasilitator mesti memperkaya diri terlebih dahulu dengan banyak referensi mengenai masalah-masalah yang akan disorot. Referensi yang dibutuhkan antara lain: Statistik nasional maupun yang lebih lokal sifatnya yang relevan dengan materi, tinjauan hukum dan berita-berita aktual yang relevan.

Menemukan Solusi

Bagian ini bisa disatukan dengan bagian bedah masalah seperti yang dipaparkan di atas. Namun beberapa orang lebih suka menempatkannya sebagai bagian yang terpisah untuk memudahkan fasilitator menggiring peta pemikiran pesertanya. Walaupun proses menemukan solusi atas bedah permasalahan harus dilakukan secara mandiri oleh peserta, fasilitator tetap harus membuat daftar jawaban sebelumnya. Solusi yang disiapkan fasilitator harus mampu dihubungkan dengan benang merah kegiatan pelatihan secara keseluruhan. Sehingga pada saat peserta dihantar melewati proses ini, fasilitator dapat memberi garis bawah pada beberapa jawaban yang sesuai dengan gol pelatihan.

Demikian beberapa kiat sederhana yang bisa dilakukan untuk membuat pesan-pesan dalam materi Ansos dapat dirasakan oleh pesertanya. Jika kiat-kiat ini dapat dipersiapkan dengan maksimal, fasilitator akan sangat terbantu mencapai gol dari proses pelatihan secara keseluruhan. Proses selanjutnya adalah menghubungkan kesimpulan dan solusi dengan proses selanjutnya dari Pelatihan yang diselenggarakan. Misalnya untuk Ansos mengenai penyadaran gender dapat dihubungkan dengan pelatihan public speaking untuk ibu rumah tangga, pemberantasan trafficking dan pelatihan keterampilan lainnya. Atau seperti yang biasa kami buat untuk pelatihan bertema Manajemen Ekonomi Rumah  Tangga, Ansos yang biasa digunakan adalah potret kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat. (PG)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun