Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Melepaskan Topeng

18 Mei 2025   20:37 Diperbarui: 20 Mei 2025   13:28 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Bradley Howington dari Pixabay

Setiap kali hari yang penuh perjuangan menuju penghabisan
barulah kita melepaskan topeng
meletakannya hati-hati
di atas meja rias
atau di sisi tempat tidur.
Topeng inilah yang sepanjang hari
membentengi kita
dari dunia yang liar dan penuh tipu-tipu.

Selama ini kita berpikir demikian.

Tapi jangan-jangan ...
masih ada topeng lain yang belum dilepaskan.
Dan kita baru melihat wajah asli kita
saat terbenam dalam-dalam ke alam yang teduh
lewat mimpi demi mimpi yang kita lihat di sana.

Indahkah yang kita lihat?
Kelamkah?
Apakah mimpi kita penuh warna?
atau hanya monokrom, hitam dan putih?

Hanya kita yang tahu jawabannya.

Setiap kali hari yang penuh perjuangan menuju penghabisan
kita melepaskan topeng
meletakannya hati-hati
karena kita takut dia jatuh
retak
lalu orang lain ikut tahu jawabannya.

---

tobadak, 18 mei 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun