Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Cleo dan Bintang-bintang yang Berguguran

27 April 2023   12:32 Diperbarui: 3 Mei 2023   21:07 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh Lisa Che dari pixabay.com

Dari langit malam kadang-kadang ada bintang yang gugur lalu berjatuhan ke bumi. Bintang-bintang itu pecah seperti cahaya kunang-kunang, berserakan, lalu jatuh menghempas tanah, pasir, bebatuan dan rerumputan.

Di salah satu sudut hutan, Cleo memungut pecahan bintang-bintang dengan gelisah. Rambut berwarna emas yang terurai indah di kedua bahunya bergerak-gerak seirama dengan gerakan tangannya. Setiap pecahan yang ditemukan dimasukkan dengan hati-hati ke dalam tas kain yang tersampir di pundaknya.

Sebagai peri malam yang bekerja untuk membersihkan pecahan-pecahan bintang, Cleo sebenarnya sudah sangat piawai. Biasanya pecahan-pecahan bintang itu akan dikumpulkan berbulan-bulan lamanya, sebelum dimasak dalam periuk besar khusus untuk memasak bintang-bintang. Dengan beberapa mantra yang hanya dikuasai oleh peri-peri malam seperti dirinya, asap dari periuk tersebut akan membumbung tinggi sampai pada akhirnya kembali menjadi bintang-bintang muda yang menghiasi langit malam.

Hal yang membuat Cleo gelisah adalah akhir-akhir ini bintang yang berguguran lebih banyak dan semakin sering terjadi dari biasanya. Periuk memasak bintang biasanya baru akan penuh dan digunakan untuk memasak beberapa bulan sekali. Akhir-akhir ini dalam hitungan minggu periuk tersebut sudah penuh.

Semakin banyak bintang yang jatuh menjadi tanda bahwa langit sedang tidak baik-baik saja. Langit sedang kepanasan. Mungkin ada perang di antara para dewa di atas sana. Mungkin juga alam semesta yang memang sudah tua tidak lama lagi akan jatuh dan sirna.

Setelah matahari pagi mulai muncul di ufuk timur, Cleo menghentikan pekerjaannya. Dia kini mengaso di atas dahan pohon kenari sembari memperhatikan embun-embun yang jatuh dari langit. Sepasang sayapnya yang lembut seperti bulu merpati direntangkan panjang-panjang sehingga hampir menutupi seluruh dahan pohon yang ditempatinya.

Aku tahu harus ke mana untuk menanyakan fenomena ini, batinnya. Aku akan ke Ratu Demelia di bumi selatan. Dia pasti memiliki jawabannya dan tahu apa yang harus kita lakukan.

Ratu Demelia adalah ratu para peri malam yang tinggal di belahan bumi selatan.

Cleo memutuskan untuk berangkat senja nanti. Perjalanan ke sana cukup jauh, jadi dia harus berangkat lebih awal. Dia pun menghentakkan kakinya ke dahan pohon, lalu terbang menembus lebatnya pepohonan. Dia akan beristirahat sejenak di rumah peri yang terletak di salah satu gugus awan-awan.

Tapi sebelum berhasil menembus lebatnya pepohonan, matanya yang tajam menangkap kemilau kecil dari balik rerumputan di bawah sana. Dia sudah sangat mengenal kilau khas dari pecahan bintang-bintang. Rupanya masih ada pecahan bintang yang dilewatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun