Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Matahari Mengetuk Kaca Jendela

16 April 2023   20:01 Diperbarui: 16 April 2023   20:05 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Khakam dari pixabay.com

Setelah weker berbunyi
matahari mengetuk kaca jendela
dan beberapa ekor kumbang berseru-seru memanggil.
Hasilnya?
Sang lelaki masih larut dalam mimpi.

Weker kedua berbunyi
matahari mengetuk pintu kamar
burung-burung bernyanyi di sebelah jendela
bunga dandelion menari-nari
bersama semut-semut dan serangga-serangga penghuni rumput.
Pagi di awal musim semi ini terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja.
Tapi sang lelaki masih bergeming
terpaku dengan nyaman di atas kasur.

Weker ketiga berbunyi.
Kekasihnya menarik selimut dan menggodanya dengan jari jemari
Tapi seperti putri tidur dalam kisah dongeng
sang lelaki tetap bergeming.

Sang kekasih pun beranjak keluar kamar.
Tidak lama kemudian dia kembali
sambil membawa secangkir kopi yang masih mengepul.
Aroma arabika yang khas menguar memenuhi sudut-sudut kamar.

Sang lelaki perlahan-lahan meregangkan tangannya ke atas kepala
lalu membuka mata untuk pertama kalinya.
Dia pun tersenyum pada sang kekasih
pada matahari
pada burung-burung
pada pagi yang cerah.
Dia sudah siap memulai hari.

---

kota daeng, 16 april 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun