Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Purnama dan Lampu Jalan

8 Maret 2023   12:05 Diperbarui: 8 Maret 2023   12:13 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh PDPhotos dari pixabay.com

Dini hari.
Seorang wanita dalam balutan blus merah hati
menyusuri trotoar yang sepi.

Sesekali limbung tapi dia berusaha berjalan tetap lurus.
Di bawah sorot cahaya lampu jalanan dia berhenti.
Mengapa bulan purnama malam ini terasa begitu dekat? batinnya.
Lalu dia melihat bulan purnama di balik awan-awan perak
...sedangkan lampu jalanan jadi begitu jauh.

Dia teringat lagi
jauh atau dekat bulan purnama selalu hadir tepat waktu
sedangkan bulan miliknya yang mestinya datang setiap bulan
sudah beberapa bulan ini menghilang.

Dia pun menangis tersedu-sedu
bermenit-menit lamanya
sebelum muntah di sisi trotoar
menumpahkan isi perut yang masuk beberapa jam terakhir ini.
Aroma daging panggang, asam lambung dan alkohol menguar tajam.

Dia kembali menangis
berharap masalah demi masalah bisa dikeluarkan
seperti menumpahkan muntah dari dalam lambung
berharap masih ada lampu jalan yang menuntunnya pulang
berharap masih ada bulan dalam lembaran-lembaran rupiah
yang dikaisnya dari kerasnya kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun