Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Daun Kering

6 Februari 2023   19:05 Diperbarui: 6 Februari 2023   22:00 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: Pixabay

Sehelai daun kering
dipisahkan dari rantingnya oleh angin musim kemarau
dia lalu melayang
terbang menjemput mimpi terakhir
sebelum jatuh dengan deras di atas tanah kering bebatuan.

Lalu hujan pertama
membasuh ranting yang sama
menumbuhkan hijau tunas-tunas.

Kelak tunas-tunas itu
akan kembali menguning
mengering
dan berjatuhan.

Seorang gadis muda yang tersesat
dengan air mata yang sudah mengering
memandang daun kering di atas telapak tangannya
dan membiarkan angin musim kemarau
memandikannya dengan daun-daun kering lainnya.

Hanya dirinya dan Tuhan yang tahu
Apakah dia akan memilih menjadi daun kering kekuningan
atau menjadi tunas hijau yang penuh harapan.

---

kota daeng, 6 februari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun