Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nasi Kuning Terakhir (2)

22 November 2022   20:59 Diperbarui: 22 November 2022   21:18 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi kuning Makassar. Gambar dari travel.kompas.com

"Mamamu lagi beres-beres di dapur. Baru seminggu ini Oma tinggal itu dapur sudah kayak kapal pecah. Jadi Oma suruh mama sama om tante kamu bagi tugas. Ada yang membersihkan, ada yang masak makan malam. Kamu belum pulang, Elon?" suara Oma terdengar lebih ringan.

"Lagi lembur, Oma. Oma... kok Oma yang pegang HP mama? Oma sudah sehat?"

"Iya, HP mamamu ini ditaruh di atas lemari TV. Oma sudah bisa bangun dan jalan-jalan ini. Jadi ... kamu tidak makan malam di rumah? Kalau bisa disempatkan makan malam di rumah, Elon, mumpung kita lagi kumpul-kumpul."

Elon baru akan menjawab 'tidak sempat' tapi semangatnya yang naik membuatnya berubah pikiran. Kerjaan dibawa pulang saja.

"Iya, Oma. Elon makan malam di rumah. Sebentar lagi pulang."

Setelah telepon ditutup, Elon langsung membereskan pekerjaannya. Tidak butuh waktu lama setelah itu, dia sudah meninggalkan kantor.

Oma benar-benar sudah lebih bugar dari pagi tadi. Kehidupan kembali bersinar di matanya. Gayanya yang khas, detail dan cerewet kembali muncul. Tidak ada hal kecil yang tidak dikomentari. Buku yang tidak dikembalikan ke tempat semestinya, air akuarium yang mulai keruh, ikan yang digoreng terlalu masak dan seterusnya. Tapi itulah Oma. Malah ini yang membuat Elon dan keluarganya semakin lega.

Malam itu mereka semua makan dengan gembira. Seperti biasa kalau Oma dan anak-anaknya sudah berkumpul, kisah-kisah di masa lalu pun diputar kembali, baik itu kisah yang lucu, bahagia atau sedih. Mereka kadang saling ledek sampai biasa harus ditengahi oleh Oma.

Dan seperti biasa pula, Elon cukup jadi pendengar dan komentator saja. Dia sudah belajar, kalau reuni seperti ini lebih baik menanggapi biasa-biasa saja. Soalnya salah ngomong sedikit, pembicaraan bisa seketika berbelok dan dia kembali dicecar pertanyaan-pertanyaan klise seperti sudah punya pacar belum, kapan rencana nikah? dan seterusnya. Jadi lebih baik main aman.

Saat malam sudah larut dan semua orang, termasuk Oma kembali ke kamar masing-masing. Elon menyempatkan diri ngobrol bersama mamanya yang sedang berleha-leha di sofa di ruang tengah sambil menonton TV. Dia masih penasaran apa sebenarnya yang membuat Oma seperti tiba-tiba sehat kembali.

"Persisnya mama juga tidak tahu. Tapi tadi mama perhatikan setelah Opa Hans berada di rumah ini, Oma jadi seperti berubah begitu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun