Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Nasi Kuning Terakhir (2)

22 November 2022   20:59 Diperbarui: 22 November 2022   21:18 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasi kuning Makassar. Gambar dari travel.kompas.com

"Iya, iya. Sebentar lagi."

"Udah sana kalau gitu. Itu papa kamu saja sudah siap. Nanti terlambat kamu."

"Iyaa," sahut Elon lalu pamit pada mama dan omnya untuk siap-siap ke kantor.

Elon tadinya berencana menunggui Oma makan untuk memastikan Oma bisa makan dengan lahap. Tapi semua orang tahu kalau Oma sudah komando seperti itu, mending jangan didebat. Bisa panjang buntutnya, apalagi pagi ini Oma semangatnya sedang bagus. Jangan sampai rusak oleh hal-hal sepele.

***

Hari itu terasa berjalan lebih panjang. Elon harus menghadiri dua meeting berturut-turut. Juga ada kerjaan yang mengharuskannya lembur. Saat makan siang dia hanya sempat menanyakan kabar Oma lewat pesan ke ibunya. Syukurlah, Oma pagi tadi makan dengan lahap. Ibunya juga mengabarkan siang ini Opa Hans datang menjenguk.

Menjelang maghrib, Elon masih sibuk memeriksa beberapa dokumen. Besok rapat mereka akan berlanjut dan giliran timnya yang akan melakukan presentasi. Jadi dia benar-benar harus mempersiapkan materi dengan baik. Merasa baru akan pulang satu dua jam ke depan, dia pun bermaksud memberi kabar ke mamanya lewat telepon.

Nada sambung yang berbunyi cukup lama tanpa jawaban membuatnya mengernyitkan kening. Tidak biasanya Mama lambat mengangkat telepon. Dia pun menghentikan panggilannya. Lalu mengulanginya kembali dua menit kemudian. Masih sama seperti tadi, panggilannya tidak kunjung dijawab. Kekhawatiran kembali mengisi benaknya. Bayangan tentang nasi kuning terakhir kembali muncul.

"Halo, Elon..."

Hhh, syukurlah mama menjawab panggilannya. Mama? Ini bukannya suara Oma?

"Oma? Mama ke mana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun